Pembangunan Konstruksi Kilang LNG Tangguh train 3 di Kabupaten Teluk Bintuni Papua Barat sudah hampir selesai, kata Wakil Kepala Kantor Perwakilan Satuan Kerja Khusus Migas Maluku-Papua, Agriana Putra Sarjono di Manokwari, Selasa.
Agriana Putra Sarjono mengutarakan, pembangunan konstruksi kilang train 3 tersebut saat ini sudah mencapai 70 persen. Ditargetkan pembangunan tuntas pada kuartal III tahun 2021.
Pada kegiatan penyerahan SK Dirjen Imigrasi tentang penetapan Terminal Khusus LNG Tangguh Teluk Bintuni sebagai tempat pemeriksaan keimigrasian itu, ia menyebutkan, proyek konstruksi kilang train 3 tersebut hingga saat ini mampu menyerap sebanyak 10 ribu tenaga kerja.
"Dari 10 ribu itu, 400 dia ntaranya adalah tenaga kerja asing yang berasal dari sejumlah negara," ucap Sarjono.
Selain membantu pekerjaan proyek, lanjutnya, mereka pun diberikan tugas untuk melakukan alih teknologi kepada putra daerah yang bekerja pada proyek ini.
"Dengan demikian, diharapkan ada transfer knowledge. Sehingga anak-anak Papua kelak bisa terlibat sebagai tenaga skill maupun semiskill jika train 3 sudah beroperasi," kata dia.
SKK Migas berterima kasih kepada pemerintah daerah dan pemangku kepentingan terkait yang telah membantu kegiatan hulu migas di daerah tersebut, termasuk Kantor Imigrasi yang mempermudah dan telah mendekatkan pelayanan di area LNG Tangguh.
Sarjono mengutarakan, dari operasi kilang train 1 dan 2 saat ini, dua kapal LNG melakukan pengangkutan secara rutin. Sepekan sekali dua kapal tersebut sandar di terminal khusus LNG Tangguh Teluk Bintuni untuk mengambil dan melakukan pengiriman gas alam cair.
"Kedapan kalau train 3 sudah beroperasi diperkirakan akan ada tiga sampai empat kapal perminggu yang akan masuk secara rutin. Otomatis ini membutuhkan sinergitas Kementerian Hukum dan Ham terkait pemeriksaan keimigrasian," katanya.
Menurutnya, kehadiran petugas Imigrasi di Terminal Khusus LNG sangat membantu memperlancar pemeriksaan dokumen keimigrasian bagi ABK atau kru kapal. Dengan demikian jadwal perjalanan kapal tidak mengalami keterlambatan
"Karena kalau terjadi keterlambatan, meskipun satu hari saja mereka akan mendapat finalti dari pembeli. Dengan demikian, otomatis akan berdampak pada penerimaan negara," ujarnya menjelaskan.
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2020
Agriana Putra Sarjono mengutarakan, pembangunan konstruksi kilang train 3 tersebut saat ini sudah mencapai 70 persen. Ditargetkan pembangunan tuntas pada kuartal III tahun 2021.
Pada kegiatan penyerahan SK Dirjen Imigrasi tentang penetapan Terminal Khusus LNG Tangguh Teluk Bintuni sebagai tempat pemeriksaan keimigrasian itu, ia menyebutkan, proyek konstruksi kilang train 3 tersebut hingga saat ini mampu menyerap sebanyak 10 ribu tenaga kerja.
"Dari 10 ribu itu, 400 dia ntaranya adalah tenaga kerja asing yang berasal dari sejumlah negara," ucap Sarjono.
Selain membantu pekerjaan proyek, lanjutnya, mereka pun diberikan tugas untuk melakukan alih teknologi kepada putra daerah yang bekerja pada proyek ini.
"Dengan demikian, diharapkan ada transfer knowledge. Sehingga anak-anak Papua kelak bisa terlibat sebagai tenaga skill maupun semiskill jika train 3 sudah beroperasi," kata dia.
SKK Migas berterima kasih kepada pemerintah daerah dan pemangku kepentingan terkait yang telah membantu kegiatan hulu migas di daerah tersebut, termasuk Kantor Imigrasi yang mempermudah dan telah mendekatkan pelayanan di area LNG Tangguh.
Sarjono mengutarakan, dari operasi kilang train 1 dan 2 saat ini, dua kapal LNG melakukan pengangkutan secara rutin. Sepekan sekali dua kapal tersebut sandar di terminal khusus LNG Tangguh Teluk Bintuni untuk mengambil dan melakukan pengiriman gas alam cair.
"Kedapan kalau train 3 sudah beroperasi diperkirakan akan ada tiga sampai empat kapal perminggu yang akan masuk secara rutin. Otomatis ini membutuhkan sinergitas Kementerian Hukum dan Ham terkait pemeriksaan keimigrasian," katanya.
Menurutnya, kehadiran petugas Imigrasi di Terminal Khusus LNG sangat membantu memperlancar pemeriksaan dokumen keimigrasian bagi ABK atau kru kapal. Dengan demikian jadwal perjalanan kapal tidak mengalami keterlambatan
"Karena kalau terjadi keterlambatan, meskipun satu hari saja mereka akan mendapat finalti dari pembeli. Dengan demikian, otomatis akan berdampak pada penerimaan negara," ujarnya menjelaskan.
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2020