Pemerintah Kota Sorong, Papua Barat Daya menyalurkan bantuan paket makanan bergizi bagi ibu hamil dan bayi sebagai upaya menekan angka stunting di wilayah itu.
Penjabat Wali Kota Sorong Bernhard Rondonuwu di Sorong, Rabu, menjelaskan bahwa program yang direalisasikan untuk mengurangi angka stunting di Kota Sorong berupa layanan gratis meliputi imunisasi, pemberian vitamin A, susu khusus pencegahan stunting, serta penimbangan dan pengukuran tinggi badan anak.
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2024
Penjabat Wali Kota Sorong Bernhard Rondonuwu di Sorong, Rabu, menjelaskan bahwa program yang direalisasikan untuk mengurangi angka stunting di Kota Sorong berupa layanan gratis meliputi imunisasi, pemberian vitamin A, susu khusus pencegahan stunting, serta penimbangan dan pengukuran tinggi badan anak.
"Program ini merupakan salah satu upaya Pemerintah Kota Sorong dalam menjaga kesehatan generasi mendatang," kata Pj Wali Kota Sorong.
Selain realisasi program itu, Pemerintah Kota Sorong juga menyalurkan bantuan paket gizi yang dirancang khusus untuk ibu hamil agar bayi yang dilahirkan memiliki nutrisi yang cukup.
"Kesehatan anak merupakan fondasi penting untuk mewujudkan masa depan yang cerah bagi kota ini. Ketika anak-anak tumbuh sehat, Kota Sorong dapat memiliki generasi yang berkualitas dan mampu bersaing di masa depan," ujar dia.
Ia menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, masyarakat dan tenaga kesehatan dalam program ini. Hal ini diharapkan dapat memperkuat komitmen semua pihak dalam mencegah stunting di wilayah Kota Sorong.
Bernhard berpesan kepada para orang tua untuk terus mendukung program kesehatan yang dijalankan pemerintah dengan cara membawa anak ke puskesmas untuk mendapatkan pemeriksaan secara rutin untuk memastikan tumbuh kembang dan kesehatan anak.
"Program pencegahan stunting ini akan terus digalakkan sebagai bagian dari komitmen Pemerintah Kota Sorong dalam memperbaiki kesehatan masyarakat," ucap dia.
Plt Kepala Dinas PPKB Kota Sorong Saul Solossa mengatakan prevalensi stunting di daerah itu cenderung meningkat, dari 27,20 persen pada 2022 menjadi 31 persen pada 2023, sehingga membutuhkan peran strategis dengan melibatkan seluruh elemen untuk melakukan intervensi berupa bantuan makanan bergizi.
"Prevalensi balita stunting di Sorong cenderung berada di bawah rata-rata tingkat provinsi, tetapi masih di atas rata-rata nasional," kata dia.
Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) pada 2021-2022 dan Survei Kesehatan Indonesia 2023, menunjukkan bahwa angka stunting Kota Sorong pada 2021 sebesar 14,20 persen, kemudian mengalami peningkatan pada 2022 sebesar 27,20 persen dan terus meningkat menjadi 31 persen pada 2023.
"Kecenderungan angka stunting yang naik ini dijawab dengan upaya konkret terhadap percepatan penurunan stunting melalui intervensi pemenuhan gizi dari setiap organisasi perangkat daerah (OPD) kepada setiap kelurahan di Kota Sorong," kata dia.
Selain itu, dilakukan penguatan konvergensi lintas sektor sebagai upaya pencegahan terhadap munculnya kasus baru. "Kita juga melakukan evaluasi rutin untuk melihat capaian target dan sasaran intervensi, jangan sampai muncul kasus stunting baru," katanya.
Berdasarkan data prevalensi stunting sejak 2021-2023 yang terekam pada e-PPGBM Dinas Kesehatan Kota Sorong disebutkan bahwa dari jumlah balita di Kota Sorong pada 2021 sebanyak 2.298, 12,70 persen mengalami gizi buruk.
Kemudian, pada 2022, dari jumlah balita 4.854, sebanyak 9,23 persen mengalami gizi buruk. Selanjutnya, pada 2023, 6,96 persen balita dari 4.871 balita mengalami gizi buruk dan mendapatkan penanganan melalui intervensi.
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2024