Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Papua Barat, Derek Ampnir mengimbau masyarakat di daerah ini terus mewaspadai potensi gempa bumi.
"Seperti catatan BMKG, intensitas gempa di Papua Barat juga Papua meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Kita tidak usah kaget karena kita berada di daerah gempa dan ini tidak bisa dihindari. Satu-satunya cara yang harus kita lakukan adalah waspada dan terus siaga," kata Derek di Manokwari, Jumat.
Ia pun mengajak, pemerintah kabupaten/kota serta BPBD di setiap daerah terus siaga dengan meningkatkan upaya mitigasi bencana. Upaya penyadaran masyarakat akan bencana harus terus dilakukan.
Menurutnya, setiap daerah di Papua Barat memiliki ancaman yang sama terhadap gempa bumi. Untuk itu, mitigasi harus berlangsung di setiap daerah.
"Kita berada pada di wilayah cicin api, tiga lempeng besar bertemu di Papua Barat. Lempeng Asia, Lempeng Australia dan Lempeng Pasifik. Bencana gempa bumi tidak bisa dihindari, yang bisa kita lakukan adalah tingkatkan kapasitas masyarakat untuk menghadapinya," ujarnya.
Selain gempa bumi, dampak susulan yang juga cukup berpotensi terjadi daerah ini adalah tsunami. Masyarakat di seluruh pesisir Papua Barat harus menjadi target dalam program pengurangan resiko bencana.
"Manokwari punya potensi tinggi, begitu juga di Teluk Wondama, Tambrauw, Sorong, Raja Ampat sampai Kaimana. Kita semua, siapa pun dia tidak boleh acuh tak acuh terhadap potensi bencana," sebut Ampnir.
Ia juga mengingatkan, para pelaku usaha di daerah itu untuk terlibat aktif dalam program pengurangan resiko bencana. Seluruh pemangku kepentingan harus berpartisipasi untuk mewujudkan Papua Barat tangguh menghadapi bencana.
"Kita tidak pernah tahu kapan bencana datang. Kita hanya membaca tanda-tanda alam, selanjutnya siaga dan waspada," ujarnya.
Selain melakukan upaya mitigasi, sebut Derek, Pemprov Papua Barat pun setiap tahun mengalokasikan anggaran penanganan bencana. Ia tidak mengetahui secara pasti jumlah anggaran tersebut, namun dana itu bisa dicairkan kapan pun saat bencana terjadi.
"Kita berharap dana itu tidak terpakai dan biarkan berada di rekening kas daerah. Artinya, mudah-mudahan tidak terjadi bencana di Papua Barat yang memakan banyak korban dan kerusakan material," pungkasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2019
"Seperti catatan BMKG, intensitas gempa di Papua Barat juga Papua meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Kita tidak usah kaget karena kita berada di daerah gempa dan ini tidak bisa dihindari. Satu-satunya cara yang harus kita lakukan adalah waspada dan terus siaga," kata Derek di Manokwari, Jumat.
Ia pun mengajak, pemerintah kabupaten/kota serta BPBD di setiap daerah terus siaga dengan meningkatkan upaya mitigasi bencana. Upaya penyadaran masyarakat akan bencana harus terus dilakukan.
Menurutnya, setiap daerah di Papua Barat memiliki ancaman yang sama terhadap gempa bumi. Untuk itu, mitigasi harus berlangsung di setiap daerah.
"Kita berada pada di wilayah cicin api, tiga lempeng besar bertemu di Papua Barat. Lempeng Asia, Lempeng Australia dan Lempeng Pasifik. Bencana gempa bumi tidak bisa dihindari, yang bisa kita lakukan adalah tingkatkan kapasitas masyarakat untuk menghadapinya," ujarnya.
Selain gempa bumi, dampak susulan yang juga cukup berpotensi terjadi daerah ini adalah tsunami. Masyarakat di seluruh pesisir Papua Barat harus menjadi target dalam program pengurangan resiko bencana.
"Manokwari punya potensi tinggi, begitu juga di Teluk Wondama, Tambrauw, Sorong, Raja Ampat sampai Kaimana. Kita semua, siapa pun dia tidak boleh acuh tak acuh terhadap potensi bencana," sebut Ampnir.
Ia juga mengingatkan, para pelaku usaha di daerah itu untuk terlibat aktif dalam program pengurangan resiko bencana. Seluruh pemangku kepentingan harus berpartisipasi untuk mewujudkan Papua Barat tangguh menghadapi bencana.
"Kita tidak pernah tahu kapan bencana datang. Kita hanya membaca tanda-tanda alam, selanjutnya siaga dan waspada," ujarnya.
Selain melakukan upaya mitigasi, sebut Derek, Pemprov Papua Barat pun setiap tahun mengalokasikan anggaran penanganan bencana. Ia tidak mengetahui secara pasti jumlah anggaran tersebut, namun dana itu bisa dicairkan kapan pun saat bencana terjadi.
"Kita berharap dana itu tidak terpakai dan biarkan berada di rekening kas daerah. Artinya, mudah-mudahan tidak terjadi bencana di Papua Barat yang memakan banyak korban dan kerusakan material," pungkasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2019