Pemerintah Provinsi Papua Barat mengupayakan lokasi crew change pekerja hulu migas pada LNG Tangguh Teluk Bintuni segera dipindahkan dari Bandara Dominik Eduard Osok (DEO) Sorong, Provinsi Papua Barat Daya, ke Bandara Rendani Manokwari.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Papua Barat Derek Ampnir di Manokwari, Sabtu, mengatakan rencana pemindahan lokasi crew change pekerja LNG Tangguh telah dibahas bersama Satuan Kerja Khusus (SKK) Migas Papua Maluku.
Hal tersebut bermaksud agar kegiatan crew change dan pergerakan barang sesuai kebutuhan industri hulu migas disesuaikan dengan lokasi operasi LNG Tangguh di wilayah Provinsi Papua Barat.
"Selama ini pergerakan tenaga kerja dan barang-barang industri migas di LNG Tangguh di Bintuni lewat Bandara Sorong yang bukan lagi bagian dari Papua Barat," kata Derek.
Menurut dia mobilisasi tenaga kerja dan barang untuk kebutuhan industri hulu migas melalui Bandara Rendani Manokwari memberikan efek berganda terhadap pertumbuhan ekonomi Papua Barat.
Pemerintah daerah sudah menambah landasan pacu Bandara Rendani dari 2.000 meter menjadi 2.300 meter, sehingga pesawat tipe Boeing 737-900 bisa membawa muatan berkapasitas 100 persen.
"Dampak ekonominya sangat besar kalau crew change pekerja hulu migas dipindahkan ke Bandara Rendani Manokwari," ucap dia.
Derek mengatakan SKK Migas Papua Maluku memberikan respon positif terhadap permintaan pemerintah daerah untuk memindahkan lokasi crew change dari Bandara DEO Sorong ke Bandara Rendani Manokwari.
Pemerintah daerah juga melibatkan Otoritas Bandara Wilayah XI Manokwari, UPBU Rendani Manokwari, KSOP Kelas IV Manokwari, dan Imigrasi Kelas II Non TPI Manokwari dalam rapat tersebut.
"SKK Migas mendukung kebijakan pemerintah daerah, dan maskapai yang digunakan pekerja hulu migas harus Garuda Indonesia karena itu standar mereka," kata Derek.
Informasi dari Kementerian Perhubungan melalui Otoritas Bandara Wilayah XI, kata dia, maskapai Garuda Indonesia diperkirakan akan kembali mendarat di Bandara Rendani Manokwari pada 11 Juli 2024.
Pengalihan lokasi crew change pekerja hulu migas LNG Tangguh Bintuni tidak hanya meningkatkan perekonomian daerah, melainkan memudahkan pengawasan terhadap tenaga kerja asing yang masuk.
"Setelah pemekaran Papua Barat Daya dari Barat, Imigrasi Manokwari harus berangkat ke Sorong untuk pengawasan tenaga kerja asing LNG Tangguh," tutur Derek.
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2024
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Papua Barat Derek Ampnir di Manokwari, Sabtu, mengatakan rencana pemindahan lokasi crew change pekerja LNG Tangguh telah dibahas bersama Satuan Kerja Khusus (SKK) Migas Papua Maluku.
Hal tersebut bermaksud agar kegiatan crew change dan pergerakan barang sesuai kebutuhan industri hulu migas disesuaikan dengan lokasi operasi LNG Tangguh di wilayah Provinsi Papua Barat.
"Selama ini pergerakan tenaga kerja dan barang-barang industri migas di LNG Tangguh di Bintuni lewat Bandara Sorong yang bukan lagi bagian dari Papua Barat," kata Derek.
Menurut dia mobilisasi tenaga kerja dan barang untuk kebutuhan industri hulu migas melalui Bandara Rendani Manokwari memberikan efek berganda terhadap pertumbuhan ekonomi Papua Barat.
Pemerintah daerah sudah menambah landasan pacu Bandara Rendani dari 2.000 meter menjadi 2.300 meter, sehingga pesawat tipe Boeing 737-900 bisa membawa muatan berkapasitas 100 persen.
"Dampak ekonominya sangat besar kalau crew change pekerja hulu migas dipindahkan ke Bandara Rendani Manokwari," ucap dia.
Derek mengatakan SKK Migas Papua Maluku memberikan respon positif terhadap permintaan pemerintah daerah untuk memindahkan lokasi crew change dari Bandara DEO Sorong ke Bandara Rendani Manokwari.
Pemerintah daerah juga melibatkan Otoritas Bandara Wilayah XI Manokwari, UPBU Rendani Manokwari, KSOP Kelas IV Manokwari, dan Imigrasi Kelas II Non TPI Manokwari dalam rapat tersebut.
"SKK Migas mendukung kebijakan pemerintah daerah, dan maskapai yang digunakan pekerja hulu migas harus Garuda Indonesia karena itu standar mereka," kata Derek.
Informasi dari Kementerian Perhubungan melalui Otoritas Bandara Wilayah XI, kata dia, maskapai Garuda Indonesia diperkirakan akan kembali mendarat di Bandara Rendani Manokwari pada 11 Juli 2024.
Pengalihan lokasi crew change pekerja hulu migas LNG Tangguh Bintuni tidak hanya meningkatkan perekonomian daerah, melainkan memudahkan pengawasan terhadap tenaga kerja asing yang masuk.
"Setelah pemekaran Papua Barat Daya dari Barat, Imigrasi Manokwari harus berangkat ke Sorong untuk pengawasan tenaga kerja asing LNG Tangguh," tutur Derek.
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2024