Fakultas Peternakan Universitas Papua (Unipa) Manokwari Papua Barat menggunakan laboratorium lapangan yang dinamai Taman Ternak, untuk penelitian ternak dan praktikum mahasiswa.

Dosen Fapet Unipa Alnita Baaka di Manokwari Selasa mengatakan, Taman Ternak digunakan tidak hanya untuk penelitian hewan secara umum tetapi juga untuk penelitian pakan ternak.

"Diharapkan Taman Ternak ini bisa menghasilkan ternak-ternak unggulan yang bisa dimanfaatkan oleh peternak sapi masyarakat secara luas," katanya.

Ia menjelaskan, Taman Ternak yang dikelola Fapet Unipa digunakan penelitian ayam, sapi, kambing, dan babi. Hewan-hewan ternak tersebut sebagian merupakan milik pribadi dosen dan sebagian lain bantuan dari pemerintah.

"Untuk pembibitan sapi misalnya, kita lakukan penelitian pakan dari hijau-hijauan dan legum atau kacang-kacangan. Selain itu, jika ada ternak yang sakit, kita gunakan untuk praktik penelitian, supaya tahu penyakitnya apa dan mengatasinya seperti apa," ujarnya.

Menurutnya, Taman Ternak sangat strategis dijadikan sarana belajar maupun praktik mahasiswa atau bahkan dosen.

Apalagi Fapet Unipa menyediakan empat program studi untuk S1 dan D3. Dua program sarjana S1, yakni Peternakan serta Nutrisi dan Teknologi Pakan Ternak. Sementara program D3, terdiri atas Kesehatan Hewan dan Budidaya Ternak.

Dekan Fapet Unipa Andoyo Supriyantono mengatakan, tahun ini pihaknya menerima alokasi dana program revitalisasi perguruan tinggi negeri (PRPTN) sebesar Rp4,2 miliar untuk membenahi Taman Ternak.

Taman ternak milik Fapet Unipa itu nantinya dikembangkan untuk dapat memberikan kontribusi bagi peningkatan kemampuan finansial kampus, mengingat Unipa ke depan bertransformasi menjadi Badan Layanan Umum (BLU).

"Ketika UNIPA menjadi BLU, sudah tentu kita harus mandiri membiayai operasional," katanya.

Andoyo menyebutkan, salah satu komoditas yang potensial untuk dikembangkan melalui Taman Ternak tersebut, yakni peternakan ayam petelur.

Para dosen dan mahasiswa Fapet Unipa berhasil mengembangkan komposisi ransum pakan ayam, sehingga bisa menghasilkan telur dengan kandungan Omega 3 lebih banyak, atau telur dengan kuning telur yang lebih pekat.

Pewarta: Ali Nur Ichsan

Editor : Evarianus Supar


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2024