Manokwari, (Antara Papua Barat) - Seorang petani kakao di wilayah Distrik Prafi Manokwari, Papua Barat menerima penghargaan sebagai petani terbaik tingkat nasional.

Kepala Dinas Perkebunan Papua Barat Agustinus Wally di Manokwari, Selasa mengatakan, petani bernama Tukiran tersebut menghasilkan produksi biji kakao terbaik dibanding daerah lain se-Indonesia.

Berkat prestasi yang diraih, pada 22 November 2016 Menteri Pertanian Amran Sulaiman menganugerahkan penghargaan kepada warga transmigrasi Manokwari tersebut.

"Saya bersama kepala Dinas Pertanian mendampinginya ke Jakarta untuk menerima penghargaan tersebut dari bapak menteri," kata Agus.

Dia menjelaskan, Tukiran merupakan petani kakao yang cukup cerdik, sabar dan konsisten merawat kebun kakao miliknya. Ditengah gempuran hama penggerek, ia mampu menjaga tanamanya hingga menghasilkan biji kakao terbaik.

"Beliau cukup lama menggeluti kebun kakao. Kebun yang dimiliki seluruhnya ada lima hektare, namun dia hanya fokus pada dua hektare. Dari dua hektare tersebut menghasilkan buah dan biji kakao terbaik serta mendapat penghargaan dari pak menteri," ujarnya lagi.

Agus berharap, metode yang diterapkan Tukiran diterapkan juga oleh petani lainya. Pihaknya pun mendorong agar petani lebih serius hingga bisa menghasilkan buah kakao berkualitas tinggi.

Dia menjelaskan, pengembangan kebun kakao di wilayah provinsi Papua Barat saat ini masih terkendala masalah hama penggerek yang menyerang buah tanaman tersebut. Hama penggerek menyerang hampir disebagian besar tanaman kakao Papua Barat.

Akibat kondisi ini pihaknya belum berani untuk mendorong pengembangan lahan baru. Dinas Perkebunan bersama petani sedang fokus melakukan pemeliharaan.

Menurutnya, cukup banyak petani psimitis dan menelantarkan tanaman kakao yang mereka miliki. Akibatnya cukup luas lahan kakao yang tidak mampu berproduksi secara optimal.

Menyikapi persoalan ini, belum ada rencana pemerintah daerah untuk melakukan alih pemanfaatan lahan kepada komoditas pertanian lain.  Pihaknya fokus mempertahankan kebun kakao tersebut dengan melakukan replanting atau peremajaan.

"Penghargaan yang diterima pak Tukiran, mudah-mudahan bisa menginspirasi petani lain. Konsep pertanian yang dikembangkan harus ditiru," pungkasnya.(*)

Pewarta: Toyiban

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2016