Balai Prasarana Pemukiman Wilayah (BPPW) Papua Barat upayakan penambahan anggaran untuk pembangunan proyek strategis nasional (PSN) Pasar Sanggeng di Manokwari, Provinsi Papua Barat.
Kepala Seksi Wilayah II BPPW Papua Barat Piter Boroh di Manokwari, Jumat, mengatakan proyek Pasar Sanggeng membutuhkan tambahan anggaran Rp40 miliar dari total nilai kontrak awal yaitu Rp148 miliar.
"Penambahan tersebut karena ada perubahan dimensi tiang pancang dan beberapa pekerjaan yang membutuhkan tambahan biaya sehingga anggaran yang tercantum pada kontrak awal belum cukup untuk penyelesaian," katanya.
Ia mengatakan, upaya yang dilakukan BPPW Papua Barat adalah dengan menyurat Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR agar mendapatkan tambahan anggaran dari APBN.
Upaya lain yang dilakukan adalah berkoordinasi dengan Bupati Manokwari untuk membantu penambahan anggaran melalui APBD baik Kabupaten Manokwari maupun Provinsi Papua Barat.
"Kita sudah bertemu dengan Bupati Manokwari dan pak bupati berkomitmen untuk mengupayakan pembangunan Pasar Sanggeng sampai selesai," katanya.
Ia mengatakan, kekurangan anggaran terjadi karena tiang pancang bangunan pada perencanaan awal hanya membutuhkan 12-14 meter. Namun pada kenyataannya, kedalaman tiang pancang mencapai 18-20 meter.
Hal itu terjadi karena saat perencanaan, konsultan melakukan penyelidikan tanah dengan mengambil sampel di luar kawasan pasar. Konsultan tidak bisa melakukan penyelidikan tanah di kawasan pasar karena terhalang aktivitas pasar.
"Akhirnya harus menyesuaikan volume tiang pancang, kita utamakan keselamatan dalam struktur bangunan, sehingga terjadi kekurangan anggaran," jelasnya.
Ia mengatakan, kekurangan anggaran sebesar Rp40 miliar tersebut sangat signifikan. Dengan anggaran awal Rp148 miliar maka DPPW Papua Barat tidak dapat mengeluarkan sertifikat layak fungsi.
Anggaran Rp40 miliar tersebut untuk untuk pengadaan mesin, jaringan kelistrikan dan jaringan pipa air bersih dan sanitasi.
"Dengan anggaran Rp148 miliar kita targetkan selesai September. Tapi harus diselesaikan dulu baru bisa difungsikan dengan penambahan Rp40 miliar. Untuk penyelesaian itu membutuhkan waktu tambahan 1-2 bulan," katanya.
Bupati Manokwari Hermus Indou usai meninjau pembangunan Pasar Sanggeng, Jumat (10/5) menyatakan cukup puas karena progres pembangunan cukup pesat yaitu mencapai 48 persen.
Pemkab Manokwari berharap Pasar Sanggeng bisa selesai tepat waktu sehingga bisa menjawab semua kebutuhan masyarakat dan pedagang di Manokwari yang selama ini belum memiliki wadah yang baik.
“Banyak pedagang di sekitar wilayah Sanggeng ini yang masih berjualan di pinggir jalan, karena ruang di Manokwari terbatas. Kita berharap Pasar Sanggeng selesai tepat waktu tanpa halangan,” katanya.
Seperti diketahui, pembangunan Pasar Sanggeng dibiayai APBN dengan anggaran Rp148 miliar dan dikerjakan kontraktor PT Nindya Karya.
Pasar Sanggeng nantinya dibangun tiga lantai dengan total luas bangunan 21.519 meter persegi dari luas lahan 27.809 meter persegi. Pasar modern ini nantinya dapat menampung 1.016 unit los pedagang dan 394 unit kios pedagang.
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2024
Kepala Seksi Wilayah II BPPW Papua Barat Piter Boroh di Manokwari, Jumat, mengatakan proyek Pasar Sanggeng membutuhkan tambahan anggaran Rp40 miliar dari total nilai kontrak awal yaitu Rp148 miliar.
"Penambahan tersebut karena ada perubahan dimensi tiang pancang dan beberapa pekerjaan yang membutuhkan tambahan biaya sehingga anggaran yang tercantum pada kontrak awal belum cukup untuk penyelesaian," katanya.
Ia mengatakan, upaya yang dilakukan BPPW Papua Barat adalah dengan menyurat Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR agar mendapatkan tambahan anggaran dari APBN.
Upaya lain yang dilakukan adalah berkoordinasi dengan Bupati Manokwari untuk membantu penambahan anggaran melalui APBD baik Kabupaten Manokwari maupun Provinsi Papua Barat.
"Kita sudah bertemu dengan Bupati Manokwari dan pak bupati berkomitmen untuk mengupayakan pembangunan Pasar Sanggeng sampai selesai," katanya.
Ia mengatakan, kekurangan anggaran terjadi karena tiang pancang bangunan pada perencanaan awal hanya membutuhkan 12-14 meter. Namun pada kenyataannya, kedalaman tiang pancang mencapai 18-20 meter.
Hal itu terjadi karena saat perencanaan, konsultan melakukan penyelidikan tanah dengan mengambil sampel di luar kawasan pasar. Konsultan tidak bisa melakukan penyelidikan tanah di kawasan pasar karena terhalang aktivitas pasar.
"Akhirnya harus menyesuaikan volume tiang pancang, kita utamakan keselamatan dalam struktur bangunan, sehingga terjadi kekurangan anggaran," jelasnya.
Ia mengatakan, kekurangan anggaran sebesar Rp40 miliar tersebut sangat signifikan. Dengan anggaran awal Rp148 miliar maka DPPW Papua Barat tidak dapat mengeluarkan sertifikat layak fungsi.
Anggaran Rp40 miliar tersebut untuk untuk pengadaan mesin, jaringan kelistrikan dan jaringan pipa air bersih dan sanitasi.
"Dengan anggaran Rp148 miliar kita targetkan selesai September. Tapi harus diselesaikan dulu baru bisa difungsikan dengan penambahan Rp40 miliar. Untuk penyelesaian itu membutuhkan waktu tambahan 1-2 bulan," katanya.
Bupati Manokwari Hermus Indou usai meninjau pembangunan Pasar Sanggeng, Jumat (10/5) menyatakan cukup puas karena progres pembangunan cukup pesat yaitu mencapai 48 persen.
Pemkab Manokwari berharap Pasar Sanggeng bisa selesai tepat waktu sehingga bisa menjawab semua kebutuhan masyarakat dan pedagang di Manokwari yang selama ini belum memiliki wadah yang baik.
“Banyak pedagang di sekitar wilayah Sanggeng ini yang masih berjualan di pinggir jalan, karena ruang di Manokwari terbatas. Kita berharap Pasar Sanggeng selesai tepat waktu tanpa halangan,” katanya.
Seperti diketahui, pembangunan Pasar Sanggeng dibiayai APBN dengan anggaran Rp148 miliar dan dikerjakan kontraktor PT Nindya Karya.
Pasar Sanggeng nantinya dibangun tiga lantai dengan total luas bangunan 21.519 meter persegi dari luas lahan 27.809 meter persegi. Pasar modern ini nantinya dapat menampung 1.016 unit los pedagang dan 394 unit kios pedagang.
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2024