Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya (Pemprov PBD) dan pengelola Bandara Domine Eduard Osok (DEO) Sorong berharap penerbangan internasional Sorong-China segera diwujudkan untuk meningkatkan ekspor dan sekaligus menarik wisatawan ke wilayah ini.

Penjabat Gubernur Papua Barat Daya Muhammad Musa'ad di Sorong, Sabtu, menjelaskan kini saatnya Papua Barat Daya harus melakukan terobosan untuk mengakomodasi seluruh potensi ekspor lewat jalur transportasi udara.

"Kita punya potensi komoditi di Papua Barat Daya melimpah, namun selama ini tidak diproduksi di sini tetapi dibawa ke daerah lain untuk diolah dan diekspor ke luar negeri, kita tinggal nama," jelasnya.

Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 40 Tahun 2024 bahwa bandara domestik bisa melayani penerbangan internasional dengan empat kategori yakni karena kunjungan kenegaraan, event nasional, peningkatan ekonomi atau kedaruratan.

Menurut dia, regulasi ini memberikan peluang besar untuk mewujudkan dan menghadirkan penerbangan internasional di Bandara DEO Sorong.

"Kita bisa ambil dari sisi peningkatan ekonomi, di situ kita masuk dan bisa menghadirkan penerbangan internasional," ujarnya.

Karena itu dia meminta kepada seluruh stakeholder terkait untuk semakin mempererat koordinasi dan kerja sama supaya peluang penerbangan internasional hadir di Papua Barat Daya. Kemudian dampak terhadap pertumbuhan ekonomi lewat ekspor komoditi makin meningkat.

"Jadi tidak harus merubah status bandara ini menjadi internasional untuk mendukung penerbangan rute internasional, karena sudah ada regulasi baru maka kita manfaatkan peluang itu," katanya.

Kepala Bandara DEO Sorong Cece Tarya menjelaskan ini menjadi program prioritas untuk menghadirkan penerbangan internasional dengan berlandaskan pada regulasi yang sudah ada.

"Kami sudah berdiskusi dengan Bea Cukai Sorong dan Karantina Sorong serta bagian imigrasi terkait program ini, nanti setelah lebaran kita masih bertemu untuk bicarakan rencana ini," katanya.

Dia mengakui bahwa dengan adanya penerbangan internasional langsung, selain membantu dalam mengekspor komoditi Papua Barat Daya juga mempermudah akses wisatawan mancanegara untuk datang ke wilayah ini.

"Jadi baik ekspor komoditi maupun kedatangan wisatawan tidak lewat Jakarta tetapi mungkin lewat Manado langsung ke Papua Barat Daya, dan itu waktunya sangat cepat bila dibandingkan dengan rute Jakarta," ujarnya.

Ini, kata dia, bukan pekerjaan dan tanggung jawab satu pihak tetapi kerja kolaborasi dan sinergi lintas sektoral supaya program ini bisa cepat terealisasi dan dampak positif terhadap peningkatan pariwisata dan ekspor komoditi bisa berkembang.

Pewarta: Yuvensius Lasa Banafanu

Editor : Evarianus Supar


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2024