Bank Pembangunan Daerah (BPD) Papua atau Bank Papua mencatat kinerja tahun 2023 tumbuh positif dibandingkan periode 2022 yang tercermin dari capaian nilai aset, penyaluran kredit, realisasi dana pihak ketiga (DPK), dan perolehan laba bersih.

"Bank Papua berhasil membukukan kinerja positif baik per grup BPD maupun industri perbankan nasional," kata Pemimpin Divisi Perencanaan Strategis Bank Papua Wastu Anggoro Wijonarko, di Manokwari, Papua Barat, Selasa.

Dia menjelaskan bahwa aset Bank Papua pada 2023 mengalami pertumbuhan 8,26 persen menjadi Rp32,2 triliun dibanding tahun 2022 yang hanya mencapai Rp29,8 triliun.

Kemudian, penyaluran kredit tahun 2023 mencapai Rp19,5 triliun yang didominasi kredit konsumsi sebanyak Rp10,9 triliun atau 55,7 persen dari total kredit.

"Total penyaluran kredit tumbuh 7,9 persen dibanding 2022 yang mencapai Rp18,1 miliar," ujar dia lagi.

Dia melanjutkan total DPK yang dihimpun selama tahun 2023 mencapai Rp25,6 triliun atau tumbuh 6,15 persen dibanding tahun 2022 yang mencapai Rp24,1 triliun.

Secara komposisi, DPK nonbank yaitu simpanan dari nasabah tahun 2023 tidak mengalami perubahan yang signifikan dibandingkan tahun 2022, dengan simpanan dalam bentuk giro masih menjadi yang terbesar.

"Dilihat dari sisi rasio keuangan dan efisiensi bank juga masih cukup baik," ujar dia pula.

Secara umum, kata dia lagi, pendapatan usaha yang dihasilkan selama tahun 2023 tumbuh 0,98 persen dari tahun sebelumnya, sejalan dengan peningkatan laba bersih dan laba komprehensif.

Dengan berbagai langkah yang telah dilakukan, Bank Papua mampu memperoleh pendapatan bunga sebesar Rp2,3 triliun atau tumbuh 0,90 persen dari tahun 2022 sebesar Rp2,3 triliun.

Menurut dia, pertumbuhan pendapatan bunga diimbangi dengan penurunan beban yang cukup signifikan, sehingga Bank Papua berhasil meraih laba bersih Rp427 miliar atau naik 9,82 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2022 sebesar Rp389 miliar.

Return On Asset (ROA) Bank Papua tahun 2023 tercatat 1,62 persen, Rasio Return on Equity (ROE) 14,13 persen, Net Interest Margin (NIM) 6,43 persen, dan beban operasional pendapatan operasional (BOPO) 84,32 persen.

"Perolehan laba bersih Bank Papua tahun 2023 mencatat rekor tertinggi dalam lima tahun terakhir atau sejak 2019," ujar dia lagi.

Selain itu, kata dia, rasio kredit bermasalah (NPL) masih di bawah ambang batas yang telah ditetapkan oleh regulator dengan capaian NPL gross tahun 2023 sebesar 2,41 persen dan untuk NPL neto 0,69 persen.

Salah satu faktor penentu keberhasilan pengelolaan bank ialah rasio kewajiban pemenuhan modal minimum (KPMM) yang memperhitungkan risiko pasar, dan akhir tahun 2023 KPMM Bank Papua tercatat 25,78 persen lebih tinggi dibanding tahun 2022 yang mencapai 23,53 persen.

"Bank Papua juga tetap menjaga NPL gross pada level relatif rendah yaitu 2,41 persen dan NPL neto 0,69 persen," ujar dia.

Menurut dia, Bank Papua terus mengakselerasi kinerja penyaluran kredit jenis produktif seperti kredit modal kerja, kredit investasi, dan kredit UMKM di seluruh wilayah operasional.

Edukasi dan sosialisasi produk maupun layanan kepada masyarakat terus dilakukan di seluruh jaringan layanan Bank Papua, kemudian diikuti dengan pola pendampingan bagi calon debitur yang belum bankable sebelum diberikan kredit.

Dia menerangkan bahwa laporan keuangan tahun buku 2023, rencana bisnis bank tahun 2024 dan rencana Bank Papua menjadi bank devisa telah mendapat persetujuan dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) tahun 2024.

Dia juga menyampaikan bahwa strategi perluasan digitalisasi terus dilakukan dalam mendukung sistem elektronifikasi transaksi keuangan pemerintah daerah dan masyarakat.


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kinerja Bank Papua tahun 2023 tumbuh positif

Pewarta: Fransiskus Salu Weking

Editor : Evarianus Supar


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2024