Bank Sampah Pramuka Universitas Papua (Unipa) Manokwari, Papua Barat, menyerap sampah plastik terutama botol kemasan dari masyarakat di daerah tersebut.
Botol plastik kemasan dari berbagai produk minuman itu dikumpulkan dari warga, lalu akan didaur ulang menjadi berbagai produk kerajinan yang bernilai ekonomi.
"Kami menyampaikan terimakasih atas kerjasama yang telah melibatkan warga dan komitmen ini secara terus menerus menjadi harapan kita semua. Kami jadi tahu, sampah-sampah ini bisa disulap menjadi uang," kata Ketua RT 02/RT 08 Kampung Biryosi, Paulus Mayor di Manokwari, Minggu.
Biryosi merupakan salah satu kampung binaan yang terpilih dalam program Corporite Social Responsibility (CSR) PT Pertamina (persero). Pada program ini PT Pertamina menggandeng Bank Sampah Pramuka Unipa untuk menanamkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) bagi masyarakat.
Pada Minggu (7/4) Bank Sampah Pramuka Unipa kembali datang untuk kesekian kalinya di Kampung Biryosi. Mereka melakukan penimbangan limbah plastik di kampung tersebut.
"Sejauh ini kami sudah mengumpulkan limbah plastik dari Biryosi sekitar 335,9 kg dari 20 nasabah yang sudah terdaftar," kata Pembina UKM Pramuka Unipa, Yohanes Ada Lebang pada wawancara terpisah.
Lebang berharap seluruh pemangku kepentingan, baik pemerintah, swasta dan masyarakat mendukung kehadiran Bank Sampah UKM Pramuka. Ini upaya Pramuka Unipa agar limbah sampah tidak dibuang sembarang mencemari lingkungan.
"Terutama di wilayah pesisir, limbah plastik dapat merusak ekosistem laut, merusak terumbu karang dan mencemari air laut," kata dia.
Yohanes menjelaskan, Bank Sampah menyerap sampah plastik dengan cara membeli dari masyarakat yang telah terdaftar sebagai nasabah. Setiap 1 kg botol plastik dibeli dengan harga Rp1000.
Ia mengapresiasi PT Pertamina dan Dinas Lingkungan Hidup Manokwari yang terus berkomitmen mendukung program ini. Kedepan diharapkan ada subsidi dari semua pihak sehingga Bank Sampah menaikan harga beli limbah plastik.
"Meskipun kecil, ini sebagai peluang usaha yang bisa menambah pendapatan keluarga. Lebih dari itu, kita berupaya menjaga lingkungan hidup di mana kita tinggal," sebutnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2019
Botol plastik kemasan dari berbagai produk minuman itu dikumpulkan dari warga, lalu akan didaur ulang menjadi berbagai produk kerajinan yang bernilai ekonomi.
"Kami menyampaikan terimakasih atas kerjasama yang telah melibatkan warga dan komitmen ini secara terus menerus menjadi harapan kita semua. Kami jadi tahu, sampah-sampah ini bisa disulap menjadi uang," kata Ketua RT 02/RT 08 Kampung Biryosi, Paulus Mayor di Manokwari, Minggu.
Biryosi merupakan salah satu kampung binaan yang terpilih dalam program Corporite Social Responsibility (CSR) PT Pertamina (persero). Pada program ini PT Pertamina menggandeng Bank Sampah Pramuka Unipa untuk menanamkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) bagi masyarakat.
Pada Minggu (7/4) Bank Sampah Pramuka Unipa kembali datang untuk kesekian kalinya di Kampung Biryosi. Mereka melakukan penimbangan limbah plastik di kampung tersebut.
"Sejauh ini kami sudah mengumpulkan limbah plastik dari Biryosi sekitar 335,9 kg dari 20 nasabah yang sudah terdaftar," kata Pembina UKM Pramuka Unipa, Yohanes Ada Lebang pada wawancara terpisah.
Lebang berharap seluruh pemangku kepentingan, baik pemerintah, swasta dan masyarakat mendukung kehadiran Bank Sampah UKM Pramuka. Ini upaya Pramuka Unipa agar limbah sampah tidak dibuang sembarang mencemari lingkungan.
"Terutama di wilayah pesisir, limbah plastik dapat merusak ekosistem laut, merusak terumbu karang dan mencemari air laut," kata dia.
Yohanes menjelaskan, Bank Sampah menyerap sampah plastik dengan cara membeli dari masyarakat yang telah terdaftar sebagai nasabah. Setiap 1 kg botol plastik dibeli dengan harga Rp1000.
Ia mengapresiasi PT Pertamina dan Dinas Lingkungan Hidup Manokwari yang terus berkomitmen mendukung program ini. Kedepan diharapkan ada subsidi dari semua pihak sehingga Bank Sampah menaikan harga beli limbah plastik.
"Meskipun kecil, ini sebagai peluang usaha yang bisa menambah pendapatan keluarga. Lebih dari itu, kita berupaya menjaga lingkungan hidup di mana kita tinggal," sebutnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2019