Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengatakan konsep pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri bagi masyarakat tidak mampu di Semarang, Jawa Tengah, dapat diperluas ke provinsi lain.

"Nanti saya perintah Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) datang ke sini, kita evaluasi lagi, agar bisa diperluas ke provinsi yang lain," kata Jokowi saat mengunjungi SMKN Semarang, dipetik dari keterangan informasi Sekretariat Presiden di Jakarta, Rabu.

Jokowi mengatakan sekolah tersebut merupakan inisiatif Pemerintah Provinsi Jawa Tengah lewat kebijakan mengubah pemanfaatan bangunan eks Balai Latihan Kerja (BLK) menjadi fasilitas pendidikan SMKN yang dikhususkan bagi keluarga berekonomi lemah di wilayah setempat.

Dikatakan Jokowi, seluruh komponen biaya operasional pendidikan di sekolah itu ditanggung oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, mulai dari seragam, sepatu, hingga makan.

Presiden Jokowi juga berkesempatan meninjau sejumlah sarana prasarana pendidikan yang tersedia di sekolah tersebut, mulai dari bengkel mesin bubut dan proyek inovasi motor tossa penambal jalan portabel, hingga pemanfaatan Computer Numerical Control (CNC) sebagai mesin perkakas yang dikendalikan menggunakan komputer.

"Saya lihat juga sarana prasaran kalau saya lihat SMK di provinsi yang lain juga jauh lebih bagus mesin-mesinnya sampai ke CNC. Mesin dasar sampai CNC semuanya ada," katanya.

Dikatakan Jokowi, sistem kurikulum belajar yang tersedia di SMKN Semarang juga diintegrasikan dengan kebutuhan industri.

"Sudah di-link-kan, kalau sarana prasarana seperti itu ada mesin dari yang basic sampai ke CNC, saya kira didukung industri lah menurut saya," katanya.

SMKN Semarang juga memfasilitasi kebutuhan beasiswa bagi pelajar untuk bersekolah di Jepang.

"Untuk mendapatkan beasiswa di perguruan tinggi yang ada di Jepang, ini juga bagus, menyelesaikan masalah-masalah yang berkaitan dengan kemiskinan," katanya.


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Jokowi: Konsep pendidikan SMKN Semarang bisa diperluas secara nasional

Pewarta: Andi Firdaus

Editor : Evarianus Supar


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2023