Pemerintah Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat tahun ini membangun rumah sakit pratama di Kampung Werianggi, Distrik Nikiwar dengan anggaran sekitar Rp57 miliar.

Bupati Teluk Wondama Hendrik Mambor saat melakukan peletakan batu pertama pembangunan rumah sakit tersebut di Wasior, Kamis, mengatakan RS pratama Nikiwar dibangun dengan anggaran bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik Bidang Kesehatan Tahun Anggaran 2023.

Ia menyebut pembangunan RS pratama wujud komitmen Pemkab Teluk Wondama dalam meningkatkan kualitas layanan kesehatan dan mempermudah akses masyarakat terhadap layanan kesehatan.

"Walaupun dalam masa pemerintahan yang pendek (3,5 tahun, red.), tapi kami bertekad untuk melakukan sesuatu yang nyata untuk rakyat, salah satunya adalah pembangunan RS pratama di Distrik Nikiwar," katanya.

Kehadiran RS pratama itu dipandang penting untuk mendekatkan akses layanan kesehatan bagi masyarakat, khususnya di wilayah utara Teluk Wondama.

Pertimbangan lainnya, katanya, karena sejauh ini Kabupaten Teluk Wondama baru memiliki satu rumah sakit, yakni RSUD DR Alberth Torey di Kota Wasior yang jaraknya cukup jauh bagi masyarakat yang tinggal di bagian utara.

Werianggi berada di pertengahan antara belahan selatan dan utara Teluk Wondama. Kampung Werianggi juga berada di jalur perlintasan Jalan Trans Papua Barat ruas Manokwari-Wasior-Nabire.

"Saya punya pertimbangan harus ada satu rumah sakit di tengah-tengah. Kami butuh satu rumah sakit di tengah supaya bisa memperpendek jangkauan. Pasien harus ditangani di sini dulu baru mau dibawa ke Manokwari atau ke mana, ke Wondama (Wasior, red.) dan lain-lain yang penting sudah tertolong dulu," kata Mambor.

Ia berharap, pembangunan RS pratama di Werianggi dapat selesai tepat waktu, sesuai yang direncanakan yakni 180 hari atau enam bulan ke depan.

Ia juga berharap, rumah sakit yang memberi layanan setara kelas III itu dapat diresmikan pada Januari 2024.

"Kita harus kejar target tadi, kalau bisa selesai Bulan Desember dan Januari kita resmikan. Kita target Januari (2024, red.) kita resmikan," ucap Hendrik Mambor yang pernah menjabat sebagai Kepala Bappeda Wondama itu.

Sesuai kontrak, pembangunan rumah sakit tersebut selesai dalam waktu 180 hari atau enam bulan.

"Setelah selesai peletakan batu pertama segera harus dikerjakan dan selesai pada Bulan Desember atau 180 hari kerja. Bukan bangunan saja tapi sudah lengkap dengan fasilitas di dalam, jadi siap kita pakai," kata Sekretaris Dinas Kesehatan Teluk Wondama Gerson Paduai.
Bupati Teluk Wondama Hendrik Mambor dan Ketua DPRD Teluk Wondama Herman Sawasemariai bersama para pejabat Pemkab Teluk Wondama foto bersama di lokasi pembangunan RS pratama di Kampung Werianggi, Distrik Nikiwar. (ANTARA/Zack Tonu B.)


Ketua DPRD Teluk Wondama Herman Sawasemariai menyambut positif pembangunan RS pratama di Werianggi karena dibutuhkan masyarakat di wilayah Nikiwar dan sekitarnya.

Oleh karena itu, dia mengharapkan, masyarakat setempat mendukung pembangunan rumah sakit tersebut sehingga berjalan lancar dan selesai tepat waktu.

"Saya bersyukur karena rumah sakit ini ada di sini. Terima kasih kepada Bapak Bupati yang telah berjuang sehingga rumah sakit ini bisa dibangun di sini. Dan kepada masyarakat, saya mohon semua mendukung supaya lancar dan bisa selesai tepat waktu," katanya.

Kepala Distrik Nikiwar Jati Riantoro mengajak warga setempat mendukung pembangunan rumah sakit pratama.

Keberadaan rumah sakit tersebut, kata Jati, harus disambut dengan syukur dan bahagia.

"Kami sangat bergembira rumah sakit pratama bisa dibangun di Nikiwar karena ini akan membantu masyarakat dalam mendapatkan layanan kesehatan yang lebih baik. Saya mohon semua masyarakat mendukung," ujar dia.

Pewarta: Zack Tonu B

Editor : Evarianus Supar


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2023