Presiden Joko Widodo mengatakan pandemi COVID-19 memberi pengalaman berharga bahwa tekanan kerap kali bisa membuat semua lini pemerintahan bekerja keras secara sinergis untuk satu tujuan bersama.
"Semuanya bekerja. Itu yang tidak saya lihat sebelum-sebelumnya. Jadi, ini sebagai pengalaman. Ternyata, kalau kita ingin semua kita ini bekerja, memang harus ditekan dulu," kata Jokowi saat membuka Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Transisi Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN) di Gedung AA Maramis, Kementerian Keuangan, Jakarta, Rabu.
Oleh karena itu, Jokowi mengapresiasi jajaran kementerian dan lembaga pemerintah non-kementerian (K/L) di pusat hingga tingkat desa yang telah bekerja keras selama tiga tahun terakhir dalam penanganan pandemi COVID-19 serta berupaya menjaga stabilitas perekonomian.
Dia menambahkan dua hal itu sebagai tantangan berat yang nyaris tidak ada standar bakunya.
"Menangani pandemi maupun mengatasi ekonomi kita sebuah tantangan yang sangat berat, persoalan yang sangat-sangat berat yang kita hadapi saat itu, dan tidak ada standarnya, tidak ada pakemnya; karena memang kita semuanya belum memiliki pengalaman dalam menangani pandemi ini," jelasnya.
Selain dihadapkan pada persoalan untuk mengatasi situasi pandemi COVID-19, lanjut Jokowi, tantangan juga datang dari segi kebutuhan menjaga stabilitas perekonomian.
"Bayangkan, pendapatan penerimaan negara anjlok 16 persen, padahal belanja harus naik 12 persen. Gimana coba?" katanya.
Dia juga menegaskan bahwa berbagai kesulitan yang dihadapi memberikan pengalaman besar kepada seluruh jajaran pemerintah.
"Kepada kita semuanya, kepada gubernur, bupati, wali kota, TNI dan Polri yang urusan pertahanan, urusan ketertiban masyarakat, semuanya ngurusi, gimana rakyat bisa disuntik dan mau disuntik vaksin," kata Jokowi.
Menurut dia, saat ini Indonesia telah melaksanakan lebih dari 448 juta suntikan vaksin. Hal itu disebutnya bukan persoalan gampang, mengingat kondisi geografis Indonesia yang sarat akan tantangan.
Jokowi menuturkan betapa TNI dan Polri bekerja melampaui tugas inti masing-masing, dengan turun ke kampung-kampung untuk mengajak rakyat agar mengikuti vaksinasi COVID-19.
"Artinya apa? Itu pekerjaan yang memerlukan sinergitas yang sangat baik dan itu semuanya bisa kita lakukan," ujarnya.
Turut hadir dalam Rakornas itu antara lain Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Pemerintahan Mahfud MD, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri BUMN Erick Thohir, serta Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Jokowi sebut tekanan pandemi COVID-19 buat semua lini bekerja
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2023
"Semuanya bekerja. Itu yang tidak saya lihat sebelum-sebelumnya. Jadi, ini sebagai pengalaman. Ternyata, kalau kita ingin semua kita ini bekerja, memang harus ditekan dulu," kata Jokowi saat membuka Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Transisi Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN) di Gedung AA Maramis, Kementerian Keuangan, Jakarta, Rabu.
Oleh karena itu, Jokowi mengapresiasi jajaran kementerian dan lembaga pemerintah non-kementerian (K/L) di pusat hingga tingkat desa yang telah bekerja keras selama tiga tahun terakhir dalam penanganan pandemi COVID-19 serta berupaya menjaga stabilitas perekonomian.
Dia menambahkan dua hal itu sebagai tantangan berat yang nyaris tidak ada standar bakunya.
"Menangani pandemi maupun mengatasi ekonomi kita sebuah tantangan yang sangat berat, persoalan yang sangat-sangat berat yang kita hadapi saat itu, dan tidak ada standarnya, tidak ada pakemnya; karena memang kita semuanya belum memiliki pengalaman dalam menangani pandemi ini," jelasnya.
Selain dihadapkan pada persoalan untuk mengatasi situasi pandemi COVID-19, lanjut Jokowi, tantangan juga datang dari segi kebutuhan menjaga stabilitas perekonomian.
"Bayangkan, pendapatan penerimaan negara anjlok 16 persen, padahal belanja harus naik 12 persen. Gimana coba?" katanya.
Dia juga menegaskan bahwa berbagai kesulitan yang dihadapi memberikan pengalaman besar kepada seluruh jajaran pemerintah.
"Kepada kita semuanya, kepada gubernur, bupati, wali kota, TNI dan Polri yang urusan pertahanan, urusan ketertiban masyarakat, semuanya ngurusi, gimana rakyat bisa disuntik dan mau disuntik vaksin," kata Jokowi.
Menurut dia, saat ini Indonesia telah melaksanakan lebih dari 448 juta suntikan vaksin. Hal itu disebutnya bukan persoalan gampang, mengingat kondisi geografis Indonesia yang sarat akan tantangan.
Jokowi menuturkan betapa TNI dan Polri bekerja melampaui tugas inti masing-masing, dengan turun ke kampung-kampung untuk mengajak rakyat agar mengikuti vaksinasi COVID-19.
"Artinya apa? Itu pekerjaan yang memerlukan sinergitas yang sangat baik dan itu semuanya bisa kita lakukan," ujarnya.
Turut hadir dalam Rakornas itu antara lain Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Pemerintahan Mahfud MD, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri BUMN Erick Thohir, serta Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Jokowi sebut tekanan pandemi COVID-19 buat semua lini bekerja
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2023