Pemerintah Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat segera melakukan revitalisasi atau pembangunan kembali situs religi Aitumeiri di Miei, Distrik Wasior.

Bupati Teluk Wondama Hendrik Mambor yang juga Ketua Umum Panitia Pembangunan dan Pengembangan Situs Aitumeri di Wasior, Senin, mengatakan rencana penataan kembali situs tersebut sudah dirancang cukup lama, melewati proses panjang.

Oleh karena itu, katanya, sudah waktunya situs yang menyimpan sejarah lahirnya peradaban baru orang asli Papua itu dibangun dan ditata kembali untuk menyelamatkan bangunan maupun barang-barang peninggalan para misionaris yang menjadi bukti sejarah Pekabaran Injil di Tanah Papua.

"Kita harus bertekad untuk membangun kembali situs Aitumeiri dan tahun ini kita mulai. Kita harapkan ada dukungan dari semua pihak sehingga kita targetkan tahun 2027 ketua sinode (Sinode GKI di Tanah Papua) bisa meresmikan," ujar Mambor.

Ia menjelaskan untuk tahap awal, pembangunan difokuskan pada zona inti, terutama bangunan bekas rumah tinggal Pendeta Isaac Samuel Kijne.

Selain itu, dilakukan perbaikan dapur dan ruang makan yang dahulu digunakan para siswa sekolah formal pertama yang dibangun Kijne di Bukit Aitumieri.

Bupati Mambor berkeinginan bangunan-bangunan itu dibangun kembali seperti kondisi aslinya.

"Untuk penataan secara keseluruhan, sesuai masterplan (rencana induk) kita yang telah direvisi, kita butuh biaya Rp166 miliar. Saat ini yang sudah masuk di DAK Dinas Pariwisata ada Rp16 miliar yang tahun depan kita mulai pembangunan. Untuk tahun ini kita mulai dengan biaya dari APBD," kata mantan Kepala Bappeda Wondama itu.

Ia mengajak semua pihak dari berbagai kalangan ikut serta berkontribusi membantu pembangunan kembali situs Aitumeiri, sebab Aitumeiri situs bersejarah milik seluruh orang Papua.

"Kami mengharapkan dukungan semua pihak karena Aitumeiri ini adalah milik gereja tetapi juga milik semua yang ada di atas tanah Papua ini," ucap orang nomor satu Wondama itu.
Situs religi Aitumeiri, tempat dimana misionaris Pendeta Isaac Samuel Kijne pertama kali membuka sekolah untuk mengajarkan orang asli Papua bisa membaca, menulis dan menghitung. (ANTARA/HO-Zack Tonu B)


Wakil Sekretaris Badan Pekerja Sinode GKI di Tanah Papua Pendeta Handry Kakiay mengatakan Aitumeiri adalah aset bersejarah tidak saja bagi warga GKI tetapi juga bagi seluruh orang Papua.

Menurutnya, ada tiga nilai pokok yang dimiliki situs Aitumeiri, yakni historis, spiritualitas, dan ekonomi.

"Jadi mari kita dorong, kita dukung kita doakan ini pembangunan jalan. Karena ini akan bukan jadi aset bagi kita saja, tetapi Indonesia dan dunia semua akan datang melihat situs ini," kata dia.

Pelantikan Panitia Pembangunan dan Pengembangan Situs Sejarah Aitumeiri berlangsung pekan lalu bertempat di Gereja GKI Baitesda Manggurai, Wasior.

Pembentukan panitia itu berdasarkan Surat Keputusan Badan Pekerja Sinode Gereja Kristen Injili di Tanah Papua.

Pewarta: Zack Tonu B

Editor : Evarianus Supar


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2022