Pemerintah Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat, pada tahun ini akan menata ulang atau revitalisasi situs rohani Bukit Aitumeiri di Miei, Distrik Wasior.

Bupati Teluk Wondama Hendrik Mambor di Wasior, Jumat (10/6), mengatakan bahwa biaya revitalisasi situs bersejarah itu sudah ada dalam APBD 2022.

"Pada tahun ini kami mulai bangun," ujarnya.

Mambor menjelaskan bahwa penataan kembali situs Aitumeiri terbagi dua bagian, yaitu zona inti dan zona penunjang.

Kalau zona penunjang, pihaknya masih menunggu masterplan, sedangkan zona inti, pihaknya akan mengembalikan bangunan aslinya.

Penataan kembali situs bersejarah itu, lanjut dia, mulai di kawasan zona inti, yakni mengembalikan bangunan yang ada sesuai dengan kondisi aslinya.

Bupati menyebutkan zona inti meliputi rumah tua bekas kediaman misionaris Isack Semuel Kijne, asrama, dapur, ruang makan siswa, dan beberapa bekas bangunan yang dahulu menjadi bagian dari sekolah ataupun tempat Kijne mengajar orang Papua.

Beberapa bagian lain yang juga masuk dalam zona inti adalah tempat yang dikenal dengan 'Batu Peradaban' yang berada di kaki Bukit Aitumeiri dan 'Batu Inspirasi' yang berlokasi di bagian atas bukit.

Ia menegaskan bahwa situs religi Bukit Aitumeiri merupakan salah satu peninggalan penting dalam perjalanan peradaban orang asli Papua.

Selain menjadi bukti sejarah penyebaran agama Kristen di Tanah Papua (setelah pewartaan Injil pertama kali di Pulau Mansinam, Manokwari pada tahun 1855), kata Bupati, di Bukit Aitumeirilah pertama kali berdiri sekolah formal yang membuat orang asli Papua bisa tahu menulis, membaca, dan berhitung yang menandai lahirnya peradaban baru orang Papua.
Meja tua yang ada dalam dapur sekaligus ruang makan pada bangunan asrama peninggalan Pendeta Isack Semuel Kijne di Bukit Aitumeiri, Teluk Wondama. ANTARA/HO-Zack Tonu B.


Tokoh sentral di balik lahirnya peradaban baru orang Papua itu adalah Isack Semuel Kijne, seorang misionaris asal Belanda.

Selain mengenalkan tulis, baca, dan hitung dengan mendirikan sekolah formal pertama pada tahun 1925, Kijne juga mengajarkan cara membuat lagu dan nyanyian bagi orang asli Papua serta banyak pengetahuan lainnya bagi orang asli Papua pada masa itu.

Sejarah masa lalu itulah yang membuat Kabupaten Teluk Wondama saat ini dijuluki sebagai 'Tanah Peradaban Orang Papua'.

Sejumlah pihak menganggap revitalisasi Bukit Aitumeiri sudah mendesak mengingat kondisi situs bersejarah itu sudah mengalami kerusakan akibat termakan usia dan minimnya perawatan.

Bahkan, DPRD Teluk Wondama juga mendorong penetapan Bukit Aitumeiri sebagai kawasan cagar budaya dengan peraturan daerah sehingga mendapatkan alokasi anggaran untuk perawatan dan pemeliharaannya.

 

Pewarta: Zack Tonu B

Editor : Evarianus Supar


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2022