Dinas Kesehatan Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat mencatat hingga Mei 2022 ini terdapat sedikitnya 85 bayi di wilayah itu yang terindikasi mengalami gangguan pertumbuhan atau stunting.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Teluk Wondama dr Habel Pandelaki di Isei Wasior, Rabu menyebut terdapat dua distrik (kecamatan) dari 13 distrik di Teluk Wondama dengan kasus stunting yang cukup tinggi yaitu Distrik Distrik Wasior dan Distrik Wondiboi.

“Yang paling banyak itu di semenanjung Wasior dan Wondiboi, setelah itu baru di kepulauan. Data per 10 Mei, jumlah kasus stunting di Teluk Wondama 85 kasus, itu belum termasuk tiga distrik. Namun data ini masih dilakukan verifikasi kembali. Secara keseluruhan tren kasusnya terus menurun," kata Pandelaki.

Upaya yang telah dilakukan untuk penanganan stunting di Teluk Wondama selain perawatan medis yaitu pemberian makanan tambahan secara rutin serta sosialisasi tentang stunting hingga ke kampung-kampung dengan melibatkan peran pemerintah kampung/desa serta para kader kesehatan.

“Fokus kami kepada bayinya, dicari tahu penyebabnya apa. Pemberian makanan tambahan itu utama. Tapi kalau penyebabnya karena penyakit dan perlu dirujuk, pasti kami rujuk. Pemerintah cukup banyak memberikan bantuan seperti biskuit, bubur dan dari desa sudah ada anggaran dana desa untuk program stunting,“ jelas Pandelaki.

Dia menampik anggapan bahwa tingginya kasus gangguan pertumbuhan bayi di wilayah akibat kekurangan bahan makanan sebagai dampak dari kemiskinan ekstrim.

Menurut Pandelaki, kondisi kekurangan gizi yang menyebabkan bayi gagal tumbuh secara baik yang ditemukan di Wondama sebagian besar terjadi karena ketidaktahuan orang tua perihal asupan gizi yang baik untuk anaknya.

Umumnya kondisi itu dipicu oleh sejumlah faktor antara lain minimnya pengetahuan tentang gizi akibat pendidikan yang terbatas.

Juga karena adanya penyakit seperti paru-paru dan malaria serta faktor internal seperti perkawinan di luar nikah yang menyebabkan anak tidak dipelihara orang tuanya sendiri tapi dititipkan kepada kakek dan neneknya ataupun kerabat lainnya.

Teluk Wondama termasuk salah satu daerah di Provinsi Papua Barat yang memiliki penduduk miskin ekstrim. Tercatat ada 2.222 jiwa penduduk Wondama yang tergolong miskin ekstrim.

“Setelah dicek ulang ini bukan masalah tidak ada pangan dan gizi tapi ketidaktahuan orang tua memberikan makanan anak-anaknya dengan baik. Kami menemukan ada pegawai negeri punya anak, mungkin karena sibuk, tidak kasih makan dengan baik, jadinya stunting. Jadi tidak semua itu akibat dari kemiskinan,“ ujarnya.
 

Pewarta: Zack Tonu B

Editor : Evarianus Supar


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2022