Manokwari, (Antaranews Papua Barat)-United States Agency for International Development-USAID atau Badan Bantuan Pembangunan Internasional Amerika membantu proses pencegahan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di wilayah Provinsi Papua Barat.
Goverment Leason Advisor USAID Winrock International, Desti Murdijana usai menemui Gubernur Papua Barat, Dominggus Mandacan di Manokwari, Selasa, menjelaskan, sudah terbangun kerjasama bilateral antara pemerintah Indonesia dengan Amerika Serikat.
Di Papua Barat, kata dia, kerjasama tersebut direalisasikan dalam bentuk program pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak.
"Kedatangan kami hari ini di Papua Barat bersama perwakilan Kementerian Hukum dan HAM, untuk meneguhkan kerjasama tersebut," kata Desti.
Ia mengutarakan, program ini Usaid sudah mulai bekerja di tujuh kampung yang meliputi wilayah Kota Sorong dan Kabupaten Manokwari. Pihaknya menggandeng tujuh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) lokal dalam pelaksananya.
"Satu kampung di dampingi satu LSM. Kami lakukan itu supaya lebih optimal, dalam artian berdampak signifikan terhadap upaya pencegahan kekerasan perempuan dan anak di Provinsi Papua Barat,"katanya.
Menurutnya, program ini ditekankan pada upaya penyadaran bagi komunitas masyarakat ditingkat kampung. Selain LSM USAID juga menjalin kerjasama dengan Badan Pemberdayaan Perempuan serta Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) di masing-masing wilayah.
"Kami sangat membutuhkan bantuan pemerintah daerah. Sehingga harus bertemu bapak gubernur untuk meneguhkan bantuan program ini di Papua Barat," sebutnya lagi.
Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan mendukung program USAID dalam pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak di wilayahnya.
Menurut gubernur, kekerasan terhadap perempuan dan anak masih sering terjadi di Papua Barat. Kehadiran USIAD diharapkan bisa menekan angka kekerasan di daerah tersebut.
"Banyak korban yang tidak berani melapor, padahal kekerasan sering terjadi di kalangan masyakarat kita apalagi di kampung-kampung,”sebut gubernur.
Gubernur berharap, tim memberdayakan SDM Papua dalam menjalankan program. Selain memberi kesempatan bagi sumber daya lokal, pelibatan mereka dapat membantu memberi gambaran tentang kondisi dan kebiasaan masyarakat Papua Barat.
"Sehingga nantinya dalam penanganan bisa efektif. Selaku lembaga donor USAID sudah keluarkan anggaran, jadi hasilnya harus maksimal," sebutnya lagi.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2018
Goverment Leason Advisor USAID Winrock International, Desti Murdijana usai menemui Gubernur Papua Barat, Dominggus Mandacan di Manokwari, Selasa, menjelaskan, sudah terbangun kerjasama bilateral antara pemerintah Indonesia dengan Amerika Serikat.
Di Papua Barat, kata dia, kerjasama tersebut direalisasikan dalam bentuk program pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak.
"Kedatangan kami hari ini di Papua Barat bersama perwakilan Kementerian Hukum dan HAM, untuk meneguhkan kerjasama tersebut," kata Desti.
Ia mengutarakan, program ini Usaid sudah mulai bekerja di tujuh kampung yang meliputi wilayah Kota Sorong dan Kabupaten Manokwari. Pihaknya menggandeng tujuh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) lokal dalam pelaksananya.
"Satu kampung di dampingi satu LSM. Kami lakukan itu supaya lebih optimal, dalam artian berdampak signifikan terhadap upaya pencegahan kekerasan perempuan dan anak di Provinsi Papua Barat,"katanya.
Menurutnya, program ini ditekankan pada upaya penyadaran bagi komunitas masyarakat ditingkat kampung. Selain LSM USAID juga menjalin kerjasama dengan Badan Pemberdayaan Perempuan serta Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) di masing-masing wilayah.
"Kami sangat membutuhkan bantuan pemerintah daerah. Sehingga harus bertemu bapak gubernur untuk meneguhkan bantuan program ini di Papua Barat," sebutnya lagi.
Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan mendukung program USAID dalam pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak di wilayahnya.
Menurut gubernur, kekerasan terhadap perempuan dan anak masih sering terjadi di Papua Barat. Kehadiran USIAD diharapkan bisa menekan angka kekerasan di daerah tersebut.
"Banyak korban yang tidak berani melapor, padahal kekerasan sering terjadi di kalangan masyakarat kita apalagi di kampung-kampung,”sebut gubernur.
Gubernur berharap, tim memberdayakan SDM Papua dalam menjalankan program. Selain memberi kesempatan bagi sumber daya lokal, pelibatan mereka dapat membantu memberi gambaran tentang kondisi dan kebiasaan masyarakat Papua Barat.
"Sehingga nantinya dalam penanganan bisa efektif. Selaku lembaga donor USAID sudah keluarkan anggaran, jadi hasilnya harus maksimal," sebutnya lagi.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2018