Jakarta (ANTARA News) - Ahli gempa dan tsunami Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Widjo Kongko mengungkapkan adanya deformasi vertikal dan horizontal hingga beberapa meter di dasar laut yang menjadi penyebab tsunami dan likuifaksi di Sulawesi Tengah.

Widjo Kongko saat dihubungi Antara di Jakarta, Senin, mengatakan hasil survei yang dilakukan bersama peneliti  dari BPPT, lembaga penelitian lain dan akademisi di perairan Teluk Palu dan daratan Palu, Sigi dan Donggala menunjukkan  adanya deformasi horizontal dan vertikal akibat pergeseran sesar.

Dari hasil survei batimetri di Teluk Palu menunjukkan adanya penurunan signifikan di dasar laut. Hal yang sama, menurut dia, juga terjadi di daratan.

Ia mengatakan deformasi vertikal terjadi di dasar Teluk Palu mencapai 1-1,5 meter, sedangkan di daratan deformasi horizontal mencapai 5-6 meter. 

"Itu penyebab tsunami, tapi seberapa besar dampaknya sebenarnya masih harus dianalis lebih lanjut. Karena tsunami sebesar itu bisa karena gempanya, longsorannya atau likuifaksinya, ini masih dihitung rincinya," ujar Kepala Seksi Program dan Jasa Teknologi Balai Teknologi Infrastruktur dan Dinamika BPPT itu. 

Namun demikian dirinya mencoba menggambarkan bagaimana pergeseran sesar secara singkat yang menyebabkan deformasi vertikal dan horizontal sejauh satu hingga 1,5 meter atau lima meter per detik bisa menyebabkan air seperti dikocok sampai menimbulkan tsunami hingga likuifaksi pada 28 September 2018 itu.

Hasil survei ini, menurut dia, juga telah disampaikan dalam pertemuan tahunan American Geophysical Union (AGU) yang menjadi pertemuan terbesar para ilmuwan bumi dan luar angkasa di Washington DC, Amerika Serikat, pada 11 hingga 14 Desember 2018.

Gempa 7,4 Skala Ricther (SR) yang berlanjut ke tsunami dan likuifaksi di Palu, Donggala dan Sigi menyebabkan lebih dari 2.000 nyawa hilang. Tercatat telah terjadi pergeseran di sesar mendatar Palu-Koro yang memicu tsunami yang membesar hingga 400 meter menerjang daratan.

 
Baca juga: Kapal riset BPPT teliti Laut Sulawesi
Baca juga: BMKG pasang 20 sensor portabel di Sulawesi
Baca juga: KRI Spica-934 temukan longsoran dasar laut di Palu

 

Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018