Garut (ANTARA News) - Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Jawa Barat Irjen Pol Agung Budi Maryoto menyatakan, pasar di Limbangan, Kabupaten Garut menjadi penyebab terjadinya kemacetan di jalur selatan Bandung-Tasikmalaya sehingga perlu penambahan personel untuk pengamanan agar tidak terjadi kemacetan.

"Personel akan ditebalkan di Limbangan, terutama di pasarnya," kata Agung saat meninjau Posko Pengamanan Lebaran di Alun-alun Limbangan, Garut, Senin.

Ia menuturkan, jalur selatan Jabar memiliki beberapa titik yang perlu diperhatikan secara serius, salah satunya di Limbangan menghubungkan Kabupaten Bandung dengan Tasikmalaya.

Menurut dia, aktivitas di Pasar Limbangan itu membuat arus lalu lintas tersendat sehingga menimbulkan antrean kendaraan yang cukup panjang.

Upaya lain untuk meminimalisasi kemacetan di jalur itu, kata dia, pemerintah daerah akan melarang transportasi tradisional delman beroperasi selama musim arus mudik dan balik lebaran.

"Pemkab Garut sudah menyiapkan anggaran untuk kompensasi bagi sopir (kusir) andong yang diliburkan selama dua pekan," katanya.

Kapolda Jabar dalam kunjungannya ke Limbangan untuk memeriksa persiapan operasi pengamanan Ketupat Lodaya Tahun 2018.

Acara tersebut dihadiri Wakil Kepala Polda Jabar, pejabat utama polda, Kapolres Garut, Dandim 0611/ Garut, dan pejabat dinas terkait di Garut.

Kapolda menyampaikan apresiasi kepada personel yang sudah hadir dalam rangka Apel Gabungan Operasi Ketupat Lodaya 2018.

"Maka untuk mengantisipasi hal tersebut diperlukan kesiap siagaan, baik secara personel maupun materil yang tersedia," katanya.
 
Dokumentasi--Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Agung Budi Maryoto (kanan) melihat kondisi beras saat sidak harga sembako di Pasar Sederhana Bandung, Jawa Barat, Rabu (2/5/2018). Sidak tersebut dilakukan untuk memastikan tidak terjadinya monopoli serta memastikan ketersediaan pangan dan harga sembako di sejumlah pasar tradisional agar tidak melonjak naik jelang bulan Ramadan. (ANTARA /Novrian Arbi)

Pewarta: Feri Purnama
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018