Yogyakarta (ANTARA News) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Yogyakarta menyebutkan lima kabupaten/kota di Daerah Istimewa Yogyakarta mulai memasuki pancaroba atau peralihan musim dari musim hujan ke musim kemarau.

"Hasil analisis cuaca menunjukkan saat ini wilayah DIY sudah masuk dalam masa transisi atau pancaroba," kata Kepala Kelompok Data dan Informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta Djoko Budiyono di Yogyakarta, Sabtu.

Menurut Djoko, kondisi atmosfer di masa pancaroba saat ini dalam kondisi lembab. Kelembaban udara di DIY berkisar 60 hingga 95 persen, sedangkan suhu rata-rata per hari mencapai 23 hingga 33 derajat celsius.

Selain itu, kata dia, posisi matahari yang berada tepat di atas garis katulistiwa memberikan kontribusi terhadap penguatan pasokan uap air di atmosfer yang memicu pembentukan awan-awan konvektif seperti awan cumulonimbus di wilayah DIY.

Potensi munculnya awan cumulonimbus, kata dia, juga diperkuat dengan munculnya daerah tekanan rendah (low pressure) di barat daya Pulau Jawa serta terpantau siklon tropis di sebelah utara benua Australia.

"Kondisi ini berdampak terjadinya hujan sedang hingga lebat yang disertai petir dan angin kencang di sebagian besar wilayah DIY," kata dia.

Menurut Djoko, potensi hujan ringan hingga lebat paling banyak muncul di utara dan tengah DIY seperti Kabupaten Sleman, Kulon Progo utara, sebagian besar Bantul, Kota Yogyakarta, dan Gunung Kidul.

Meski telah memasuki masa pancaroba, curah hujan di sebagian besar wilayah DIY mengalami penurunan jika dibandingkan Februari mencapai 300-500 milimeter (mm) per bulan dan saat ini menjadi 200-400 mm per bulan.

"Masyarakat juga perlu mewaspadai kemungkinan bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, hingga pohon tumbang," kata dia.

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018