Jakarta (ANTARA News) - Untuk menghadapi berita palsu (hoax), media massa harus menjunjung tinggi kredibilitas dalam proses pembuatan dan penyampaian berita kepada publik, kata Ketua Pewarta Foto Indonesia Lucki Fransiska.

"Kita mempertahankan kekuatan kebenaran kita melalui kredibilitas," kata fotografer Kompas ini pada diskusi Kilas Balik 2016 "Mengupas Jurnalisme Hoax" yang diselenggarakan Galeri Foto Jurnalistik Antara, Jakarta, Sabtu.

Lucki mengatakan salah satu kesalahan yang dilakukan media adalah mendistorsi informasi, yakni menambah atau mengurangi informasi sehingga fakta menjadi bias.

Oleh karena itu, dia mendorong wartawan menjaga integritas dan kredibilitas dengan memastikan kebenaran berita tetap terjaga dan tersampaikan secara komprehensif kepada masyarakat.

Jika media tidak sensitif terhadap fakta dan jurnalis tidak mempunyai kredibilitas maka berita hoax akan mudah bermunculan.

"Bagaimanna bisa bertahan di tengah pusaran informasi yang sekarang terbuka lebar, masyarakat kita entah sudah siap dengan digital informasi, kita (wartawan) justru harus bisa dengan tetap menyampaikan fakta yang sesungguhnya dan tidak terjebak dengan pusaran hoax," kata Lucki.

Sementara itu, Manager Web ANTARA FOTO Anton Santoso menyatakan media bisa melawan hoax dengan melakukan serangan balik terhadap hoax lewat versi benar dari kabar-kabar palsu itu, yakni "menulis versi yang benar dari berita yang menyesatkan yang beredar di media sosial."

Anton melanjutkan, media juga dapat melakukan liputan investigatif untuk menyanggah kepalsuan dan ketidakbenaran dari hoax. "Yang tidak kalah penting adalah tidak ikut menyebarkan berita hoax," tutup Anton.


Pewarta: Martha Herlinawati Simnjuntak
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017