Jakarta (ANTARA) — Setelah merampungkan proses buyback senilai Rp3 triliun pada akhir Januari 2023, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mengumumkan akan kembali melakukan buyback saham senilai Rp1,5 triliun yang akan diselesaikan paling lambat selama 18 bulan setelah tanggal rapat umum pemegang saham terbatas (RUPST) 2023.

“Saham hasil Buyback ini akan digunakan untuk pemberian reward dan insetif kepada pekerja maupun manajemen, sehingga lebih memacu sustainability kinerja Perseroan dalam jangka panjang,” ujar Direktur Utama BRI Sunarso.

Ke depannya, lanjut Sunarso, pihaknya optimistis dapat terus menjaga kinerja positif. Optimisme tersebut didukung empat faktor utama sebagai syarat pertumbuhan. “Empat faktor itu pertama bersumber dari pertumbuhan baru melalui integrasi holding ultramikro. Kedua, permodalan yang kuat, tercermin dari CAR BRI konsolidasian sebesar 26,14%. Lalu, ketiga, likuiditas yang memadai, dicerminkan dari LDR bank konsolidasian 88,51% dan yang terakhir quality of growth dengan rasio kredit macet atau nonperforming loan (NPL) 3,09% dan loan at risk (LAR) sebesar 19,28%," jelasnya.

“Tujuan utama buyback diberikan kepada karyawan adalah untuk meningkatkan engagement karyawan. Karena dari sisi biaya untuk membeli (buyback) itu ada, kemudian dari sisi kebutuhan untuk mensejahterakan karyawan dengan memberikan saham ada, maka matching lah kira-kira. Duitnya ada, kebutuhannya juga ada, oleh karenanya kita lakukan," jelasnya.

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2023