Pertamina telah berupaya mengatasi perubahan iklim dengan target penurunan emisi 30 persen pada 2030 yang sesuai dengan tujuan nomor 7 dan 13 dari SDGs
Jakarta (ANTARA) - Perusahaan energi Indonesia, PT Pertamina senantiasa menyiapkan kerangka kerja untuk memastikan siklus kegiatan sosial dan lingkungan berkelanjutan dapat terus berputar untuk mengurangi dampak gas rumah kaca (GRK).

"Kerangka kerja ini merupakan bentuk tanggung jawab sosial kami yang terdiri atas empat aspek adaptasi berbasis masyarakat," kata Direktur Utama & CEO Pertamina Nicke Widyawati.

Baca juga: Indonesia mengedepankan aksi bersama kendalikan perubahan iklim

Hal itu disampaikan Nicke saat berpidato dalam diskusi panel tentang ekonomi hijau yang diselenggarakan di sela-sela Konferensi Perubahan Iklim PBB (COP26) di Glasgow, Skotlandia pada Senin (1/11).

Nicke menjelaskan empat aspek adaptasi berbasis masyarakat dan pendekatan mitigasi itu meliputi penghijauan, penggunaan energi terbarukan, pengelolaan limbah, dan budidaya pertanian.

Aspek pertama yakni penghijauan yang merupakan program peningkatan dan pemeliharaan tutupan vegetasi, termasuk program budidaya mangrove.

Baca juga: Yayasan Madani Berkelanjutan sambut baik pernyataan Presiden di COP26

Hal kedua yaitu penggunaan energi baru terbarukan sebagai program yang bertujuan untuk konservasi dan penghematan energi dalam pembangunan masyarakat, seperti elektrifikasi desa dan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro.

Ketiga, aspek pengelolaan sampah yakni program pemanfaatan sampah padat dan cair untuk pupuk dan energi.

Kemudian aspek keempat adalah mendorong budidaya pertanian dengan emisi gas rumah kaca yang rendah, serta pencegahan kebakaran hutan dan lahan.

"Empat aspek yang saling berinteraksi ini harus dilaksanakan secara paralel sehingga dapat membawa manfaat yang sangat besar," ujar Nicke.

Baca juga: Luhut: Perpres tentang Nilai Ekonomi Karbon telah disahkan Presiden

Selanjutnya, untuk memastikan semua strategi keberlanjutan berjalan dan terekam dengan baik, maka program itu dijabarkan ke dalam 10 fokus yang masing-masing diselaraskan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs). Selain itu, setiap fokus memiliki target utama masing-masing.

Di segmen lingkungan, misalnya, Pertamina telah berupaya mengatasi perubahan iklim dengan target penurunan emisi 30 persen pada 2030 yang sesuai dengan tujuan nomor 7 dan 13 dari SDGs.

Sebelumnya, Pertamina berhasil mengurangi 27,08 persen emisi selama 2010-2020, di mana capaian itu melebihi target kontribusi Indonesia yang ditetapkan secara nasional (NDC) pada 2020, yakni sebesar 26 persen.

Di sektor energi, pemerintah juga menargetkan dapat menurunkan emisi karbondioksida sebanyak 314 juta ton pada 2030, di mana 183,66 juta ton atau lebih dari 50 persennya merupakan target untuk sektor Energi Baru dan Terbarukan (EBT).

"Kami harap Pertamina, sebagai perusahaan energi Indonesia, dapat berkontribusi mengurangi perubahan iklim dan emisi karbon di dunia," demikian ucap Widyawati.

Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2021