Jakarta (ANTARA) - Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Antonius Benny Susetyo atau Romo Benny mengimbau seluruh pelaku media sosial youtuber untuk tidak mempermainkan nilai-nilai luhur agama demi untuk mendapatkan pengikut.

"Nilai-nilai luhur agama suci itu hendaknya tidak dipermainkan dan saya berharap kepada youtuber mengindahkan norma, moral, dan etika, bukan mencari kontroversi hanya sekadar untuk menambah follower, kata Romo Benny dalam keterangan tertulisnya, Selasa.

Dia mengajak seluruh masyarakat untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa dengan merawat kemajemukan yang ada di Indonesia. Para pelaku media sosial harus dapat menghormati berbagai suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).

Baca juga: Romo Benny: Umat Katolik tak terprovokasi teror bom Katedral Makassar

"Kita yang memiliki ratusan keyakinan agama, ribuan suku, dan etnis harus diperkokoh nilai-nilai persatuan itu, dengan merawat menjaga keragaman kemajemukan tanpa menghina keyakinan agama siapa pun," tegasnya.

Terkait dugaan pelecehan agama oleh seorang youtuber bernama Muhammad Kace, Romo Benny berharap Polri dapat menindak tegas karena perbuatan Kece telah melukai hati umat beragama.

"Secara etis jelas ini tidak pantas karena telah melukai hati nurani semua umat beragam. Nilai beragama itu sakral dan suci, maka yang sakral dan suci itu tidak bisa dijadikan bahan olok-olok," katanya.

Baca juga: Benny Susetyo: Moderasi agama salah satu kunci toleransi

Romo Benny meminta seluruh masyarakat untuk tidak memberikan ruang publik kepada pelaku penistaan agama di media sosial, antara lain dengan tidak mengikuti akun tersebut.

Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) harus bertindak, antara lain dengan membatasi hingga membekukan akun media sosial yang menistakan agama.

"Dalam kondisi ini kita harus melawan, kondisi pandemi COVID-19 ini membutuhkan kesetiaan kebersamaan dan gotong royong untuk merawat kemajemukan. Bangsa yang besar adalah bangsa yang merawat kemajemukan," ujarnya.

Baca juga: Benny Susetyo: Jika ada perbedaan cari solusinya bukan anarkis

Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2021