Banjarmasin (ANTARA) - Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah XI Kalimantan Profesor Udiansyah mengatakan pengelolaan perpustakaan di perguruan tinggi menjadi salah satu cermin terhadap baik atau buruknya kualitas pengelolaan perguruan tinggi bersangkutan.

Hal itu disampaikan Profesor Udiansyah pada pembukaan bimbingan teknis dan fasilitasi peningkatan kompetensi pengelolaan perpustakaan perguruan tinggi swasta di lingkungan LLDIKTI Wilayah XI yang diselenggarakan secara virtual, di Banjarmasin Kamis (8/4/2021).

"PT yang mampu mengelola perpustakaannya dengan baik, maka bisa menjadi cerminan pengelolaan PT tersebut juga baik, begitu juga dengan sebaliknya, bila pengelolaan perpustakaannya buruk, juga bisa menjadi cerminan bagi pengelolaan PT juga kurang baik," katanya di hadapan pustakawan dan pengelola perpustakaan PTS yang menjadi peserta bimbingan teknis.

Baca juga: Sekitar 90 persen penduduk berpotensi dapat edukasi dari perpustakaan

Sehingga, tambah dia, pengelolaan perpustakaan menjadi kunci penting bagi keberhasilan perguruan tinggi.

Selain itu, perpustakaan juga menjadi program penting dalam upaya peningkatan sumber daya manusia yang unggul.

"Melihat pentingnya peran pengelolaan perpustakaan tersebut, maka LLDIKTI memfasilitasi seluruh PTS di Wilayah XI untuk bisa mengelola perpustakaannya dengan baik melalui bimbingan teknis pengelolaan perpustakaan perguruan tinggi," katanya.

Udiansyah berharap, melalui Kegiatan bimbingan teknis yang menghadirkan nara sumber Kepala Bidang Pelayanan dan Pembinaan Perpustakaan Kalimantan Selatan Wildan Akhyar MSi, diharapkan akan mampu memotivasi pustakawan dan pengelola perpustakaan PTS se-Kalimantan untuk meningkatkan pengelolaan perpustakaannya menjadi lebih baik.

Selain itu, dia juga berharap, badan pengelola PT bisa memberikan dana operasional untuk peningkatan pengelolaan perpustakaan, sehingga memudahkan mahasiswa untuk mendapatkan berbagai macam buku bacaan yang diperlukan.

Baca juga: Legislator kurang setuju penghematan anggaran perpustakaan

Kepala Bidang Pelayanan dan Pembinaan Perpustakaan Kalimantan Selatan Wildan Akhyar MSi mengatakan, pengelola perpustakaan harus mampu membuat ruang dan program perpustakaan lebih fleksibel dan menarik.

Pengelola perpustakaan, harus mampu bertransformasi dengan perkembangan zaman, dengan tidak hanya mengandalkan bacaan yang serius dengan situasi yang terkesan kaku.

Dia mencontohkan pengelolaan Perpustakaan Daerah Kalimantan Selatan yang ada di kilometer enam Banjarmasin, yang kini telah jauh berubah baik konsep maupun koleksi bukunya.

Saat ini, tambah dia, di perpustakaan yang dia kelola tersebut terdapat dua konsep yaitu "indoor dan outdoor", jadi pengunjung perpustakaan tidak harus membaca hanya di dalam ruangan, tetapi juga bisa di luar ruangan.

"Kami siapkan gazebo-gazebo yang bisa dimanfaatkan oleh pengunjung. Bahkan gazebo tersebut bisa dimanfaatkan untuk satu keluarga juga," katanya.

Melalui konsep tersebut, tambah dia, perpustakaan milik warga Kalsel tersebut juga mengembangkan konsep wisata literasi."Jadi saat datang ke perpustakaan, selain membaca juga bisa bersantai," katanya.

Buku bacaan, juga harus dibuat disiapkan lebih bervariasi, selain buku-buku yang bahan mahasiswa untuk keperluan penelitian dan lainnya, juga harus disiapkan buku-buku yang menarik dan "soft".

"Yang tidak kalah penting, pengelola juga harus memberikan kemudahan bagi mahasiswa untuk bisa mengakses perpustakaan. Kalau syaratnya harus menjadi anggota, silahkan terapkan itu, tapi harus dipermudah," katanya.

Sebelumnya, LLDIKTI Wilayah XI juga aktif melakukan pertemuan secara virtual dengan seluruh PTS Se Kalimantan, sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas layanan perguruan tinggi swasta sehingga bisa bersaing dengan perguruan tinggi di daerah lainnya.

Baca juga: Perpustakaan nasional konservasi ratusan manuskrip Aceh
Baca juga: LLDikti sebut delapan PTS jadi sentra vaksinasi PTK di Jakarta
Baca juga: LLDIKTI-X minta PTS terapkan pendidikan karakter bagi mahasiswa

Pewarta: Ulul Maskuriah
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021