Timika (ANTARA) - Jumlah pasien dengan status suspek COVID-19 maupun probable yang dirawat oleh Rumah Sakit Mitra Masyarakat (RSMM) Timika selama periode September ini meningkat dibanding periode sebelumnya yaitu Juli-Agustus.

Direktur RSMM Timika Dr Theresia Nina Noviriana kepada Antara di Timika, Rabu, mengatakan selama September ini jumlah pasien yang menjalani rawat inap terkait kasus COVID-19 sebanyak 17 orang.

"Yang positif 14 orang. Sekarang yang masih dirawat tersisa lima pasien positif, sisanya masih menunggu hasil (pemeriksaan PCR)," jelas Theresia.

Menurut dia, sejak April, RSMM Timika juga ikut merawat pasien COVID-19.

Baca juga: Di Mimika-Papua, positif COVID-19 lampaui 1.000 kasus

Baca juga: Kejaksaan selidiki anggaran COVID-19 untuk Hotel Grand Mozza Timika


Pada periode April-Mei jumlah pasien COVID-19 yang dirawat cukup tinggi, dan memasuki akhir Juli hingga Agustus jumlahnya menurun.

"Tadinya mitigasi yang kami lakukan dalam penanganan pasien COVID-19 ini menempel di ruangan, tapi sekarang karena jumlahnya makin banyak maka semua pasien COVID-19 baik suspek maupun probable diisolasi di kluster. Di September ini, pasien yang masuk rata-rata kasusnya berat-berat," katanya.

Theresia mengakui ada beberapa pasien COVID-19 yang sempat menjalani perawatan di RSMM Timika pada akhirnya tidak bisa tertolong dan meninggal dunia.

"Kondisi saat awal datang ke rumah sakit sudah berat, penyakit penyertanya (komorbit) banyak. Rata-rata yang meninggal dirawat tidak sampai sepekan. Pasien sempat dibantu dengan ventilator, tapi pada akhirnya tidak bisa tertolong," kata Theresia.

RSMM Timika sendiri sebetulnya menyediakan 39-40 tempat tidur di ruang isolasi. Namun, yang saat ini digunakan untuk penanganan pasien COVID-19 baru dibuka 16 tempat tidur.

"Kami tidak bisa buka semuanya untuk penanganan pasien COVID-19 soalnya pasien non COVID-19 juga harus kami tangani. Jangan sampai kami hanya fokus ke kasus COVID-19, nanti pasien non COVID-19 tidak bisa tertangani dengan baik. Masyarakat kan terus membutuhkan pelayanan, terutama masyarakat tujuh suku dan masyarakat asli Papua lainnya," ucapnya.

Theresia menambahkan, RSMM Timika tidak bisa menjamin masih bisa terus menerima pasien COVID-19, termasuk pasien non COVID-19 yang dirujuk dari RSUD Mimika jika kondisi di RSUD Mimika juga sudah penuh dengan pasien COVID-19 maupun non COVID-19.

"Kami lihat situasinya dulu karena bukan soal ruangannya saja, tapi juga sarana dan prasarananya, petugasnya bagaimana," ujarnya.

Memang ini menjadi problem tersendiri sebab di Mimika (terutama Kota Timika) cuma ada dua rumah sakit besar yang satu level dalam fasilitas, yakni RSUD dan RSMM. 

"Kalau pasien di RSUD penuh, lalu pasien dengan gejala sedang dan berat harus dirujuk, kalau memang masih bisa kami terima, pasti akan kami layani. Tapi kalau tidak bisa, tentu ini menjadi masalah," ujarnya.

Theresia mengakui saat ini kondisi dan beban kerja di RSUD Mimika dan RSMM Timika terutama dalam penanganan pasien COVID-19 cukup berat dengan semakin banyaknya jumlah pasien yang dirawat.

Di sisi lain, katanya, dengan semakin banyaknya pasien dengan kondisi sedang hingga berat dirawat di rumah sakit, maka sarana dan prasarana kesehatan yang tersedia harus memadai.

"Kami tahu di RSUD sekarang cukup kewalahan, ventilator jumlahnya terbatas. Di kami juga sama. Kami hanya punya enam ventilator, yang kami siapkan untuk penanganan pasien COVID-19 sekitar dua sampai tiga karena pasien non COVID-19 yang membutuhkan itu juga banyak. Ini situasi yang benar-benar dilematis, kami ingin membatasi pasien, tapi kalau seperti itu masyarakat mau mencari pelayanan kemana lagi," ujarnya.

Berdasarkan data Tim Gugus Tugas COVID-19 Kabupaten Mimika, hingga Selasa (22/9), kumulatif COVID-19 sudah mencapai 1.241 kasus.

Dari jumlah itu, pasien sembuh mencapai 866 orang, pasien meninggal dunia sebanyak 13 orang dan kasus aktif sebanyak 362.

Saat ini di Mimika terdapat 12 kelurahan dan satu kampung (desa) dengan status zona merah, sementara enam kelurahan dan dua kampung berstatus zona kuning.*

Baca juga: Menantikan akhir pandemi COVID-19 di Mimika

Baca juga: Warga pedalaman Mimika dilarang ke kota hindari COVID-19

Pewarta: Evarianus Supar
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020