Jakarta (ANTARA) - Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) meminta pemerintah meningkatkan upaya penemuan kasus infeksi virus corona dengan memperluas cakupan tes cepat berdasarkan penyelidikan epidemiologis pada orang-orang yang berhubungan dengan pasien positif COVID-19.

"Kendalanya sampai sekarang adalah penelusuran kasus atau contact tracing itu belum dilakukan secara benar," kata anggota Satuan Tugas COVID-19 IAKMI Prof. Dr. Budi Haryanto dalam temu media via konferensi video di Jakarta pada Kamis.

Ia mengatakan bahwa bila dalam suatu lingkungan ada satu pasien yang terbukti positif COVID-19 maka orang-orang yang berada di sekitarnya mestinya dianggap layak menjalani tes cepat. Pada kenyataannya, kata dia, hal itu belum dijalankan sepenuhnya.

IAKMI, yang anggotanya masuk dalam Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, mendorong pelacakan kontak secara epidemiologis untuk memastikan orang-orang yang tepat dapat menjalani tes cepat.

Guna membantu usaha pemerintah, IAKMI telah merekrut 1.214 relawan surveilans epidemiologi untuk ditempatkan di Dinas Kesehatan seluruh Indonesia.

Mereka akan berkoordinasi dengan rumah sakit untuk membantu pencatatan dan pendataan pasien COVID-19 serta melakukan penyelidikan epidemiologi. Data-data yang mereka peroleh di lapangan akan disampaikan ke Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19.

"Saat ini permasalahannya kita alami adalah masih banyak data-data yang kita belum kita dapat dengan detail tentang data epidemiologi, distribusi, umur, penyakit penyerta," kata Sekretaris Jenderal IAKMI Husein Habsyi.

Di samping itu, IAKMI mendorong penerapan secara tegas aturan terkait darurat kesehatan masyarakat dan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dari pusat hingga ke akar rumput.

"Dalam pelaksanaannya perlu koordinasi antara pemerintah dan masyarakat untuk memastikan PSBB dapat berjalan dengan tepat tanpa terjadi kelangkaan pasokan makan, alat kesehatan, dan kebutuhan warga lain selama darurat kesehatan terjadi," kata Husein.

Baca juga:
Tes cepat COVID-19 digelar di semua puskesmas Surabaya
DKI Jakarta lakukan tes cepat COVID-19 pada 17.534 orang

Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2020