Beruntung tak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut, namun infonya sejumlah peralatan seperti kamera hilang.
Labuan Bajo (ANTARA) - Kecelakaan kapal tenggelam yang menimpa enam orang wartawan istana di Labuan Bajo, NTT, Selasa tengah hari, diakibatkan gelombang dan angin yang kencang di antara pulau Bidadari dan Waececu, kata General Affair Resort Plataran Komodo, Acin di Labuan Bajo, Manggarai Barat.

"KM Plataran Bali Phinisi yang ditumpangi mereka tenggelam karena dihantam angin dan gelombang saat mereka hendak kembali ke Plataran usai mengambil gambar di Pulau Bidadari, " katanya kepada wartawan.

Kejadian bermula saat sejumlah wartawan itu hendak mengambil gambar dengan latar belakang Pulau Bidadari di kawasan wisata Taman Nasional Komodo (TNK).

Saat itu gelombang besar dan angin kencang menerjang kapal tersebut sehingga sejumlah wartawan yang ada di atas kapal panik, menyebabkan kapal tersebut semakin tak seimbang.

Karena tak seimbang dan gelombang tinggi membuat kapal tersebut semakin miring ke kiri. Hal tersebut berujung pada patahnya tiang layar kapal sehingga kapalpun tenggelam.

"Beruntung tak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut, namun infonya sejumlah peralatan seperti kamera hilang. Peristiwa ini terjadi pada pukul 12.30 Wita," tambah dia.
Resort Plataran Komodo (Antara/Kornelis Kaha)

Saat ini, kata dia, sejumlah wartawan dari enam media yakni LKBN ANTARA, Kompas, TVRI, Berita Satu TV, Liputan6.com, dan SCTV tersebut sudah berada di Resort Plataran Komodo.

Selain enam wartawan tersebut terdapat dua staf Biro Pers yang ikut menjadi korban dalam kecelakaan itu.

Mereka kini menjalani perawatan di resort tersebut karena masih trauma dengan peristiwa itu, namun Selasa siang ini mereka akan langsung diberangkatkan ke Jakarta.

Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Rolex Malaha
Copyright © ANTARA 2020