Angin kencang terjadi karena adanya awan Single Cumolonimbus yang membuat perbedaan tekanan dan suhu cukup signifikan antara daerah yang terpapar hujan dan belum terpapar hujan di sekitarnya.
Palembang (ANTARA) - Kota Palembang diguyur hujan deras ekstrim dan angin kencang disertai petir tak lama setelah gerhana matahari cincin berakhir, namun BMKG menyebut tidak ada keterkaitan antara dua fenomena alam tersebut.

Pantauan Antara, Kamis, hujan deras disertai angin kencang mulai melanda sekitar pukul 16.00 WIB hingga waktu maghrib, meski sempat mereda namun pada pukul 19.00 WIB intensitas hujan kembali meningkat lalu mereda kembali pukul 21.00 WIB.

"Hujan dan angin kencang sudah diprediksi sebelum adanya gerhana, sebab hujan memang mencapai puncaknya pada Desember dan Maret," kata Kepala Seksi Observasi dan Informasi Stasiun Meteorologi SMB II Palembang, Bambang Beny Setiaji.
Baca juga: BMKG: Curah hujan di Sumsel tertinggi Desember dan Maret

Curah hujan meningkat seiring menguatnya Angin Muson Cina Selatan yang sarat uap air melewati Wilayah Sumsel, sehingga terjadi hujan disertai petir dan angin kencang.

Angin kencang terjadi karena adanya awan Single Cumolonimbus yang membuat perbedaan tekanan dan suhu cukup signifikan antara daerah yang terpapar hujan dan belum terpapar hujan di sekitarnya.

"Angin maksimal tercatat maksimal 48 Knot atau 89 km/jam dengan hujan >100mm dalam kategori ekstrim yang berpotensi terus bertambah mengingat pengukuran hujan untuk hari ini diukur pada 27 Desember 2019 pukul 07.00 WIB," ujar Beny.
Baca juga: Sejumlah masjid di Palembang gelar shalat gerhana
Baca juga: Saat gerhana, tamu hotel makan pagi di Jembatan Ampera Palembang


Akibatnya banyak pohon-pohon besar tumbang seperti di Jalan Sukawinatan, Jalan Perintis Kemerdekaan, Komplek Museum SMB II, Komplek Asrama Polisi 26 Ilir, Jalan Tanjung Api-api, Kebun Bunga, Jalan Panca Usaha dan Jalan Basuki Rahmat.

Pohon yang roboh membuat badan jalan tertutup sehingga menyebabkan lalu lintas di beberapa titik lumpuh, satu unit tower radio pemancar di Jalan Anwar Sastro ikut roboh dan menghadang jalan.

Selain pohon, angin kencang memutuskan saluran kabel sehingga listrik sempat padam selama tiga jam, akibat hujan deras juga membuat puluhan titik jalan serta pemukiman tergenang banjir.
Baca juga: Lampion naga raksasa meriahkan gerhana matahari total di Palembang
Baca juga: Ratusan turis Malaysia akan saksikan gerhana di Palembang

Pewarta: Aziz Munajar
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019