Timika (ANTARA) - Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK) membangun 20 unit kios untuk mendukung Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) warga Suku Amungme dan Kamoro di Kabupaten Mimika, Papua Tengah dalam rangka mendorong jiwa kewirausahaan warga setempat.
Ketua Pengurus YPMAK Leonardus Tumuka di Timika, Minggu, mengatakan pembangunan 20 unit kios UMKM itu merupakan bentuk komitmen YPMAK untuk dapat melahirkan 20 pelaku usaha asli Papua asal Suku Amungme dan Kamoro setiap tahun.
Program tersebut merupakan kerja sama YPMAK dengan PT (Persero) Bank Tabungan Negara (BTN) Tbk Kantor Cabang Jayapura, CV Amungsa Berjaya Gemilang dan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Jambatan Bulan Timika.
"Memang tidak mudah untuk melahirkan pengusaha asli Amungme dan Kamoro yang sukses, tapi kita harus memulai itu. Dibutuhkan kolaborasi dengan berbagai pihak agar hal yang positif ini bisa berdampak luas," kata Leonardus saat peletakan batu pertama pembangunan kios UUMKM di kawasan Mile 32, Kelurahan Karang Senang, Distrik Kuala Kencana, Timika.
Menurut dia, upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat Amungme dan Kamoro melalui finansial literasi program (FLP) kerja sama dengan BTN dan STIE JB Timika merupakan pola baru dan diharapkan mampu melahirkan para wirausahawan lokal yang mandiri dan siap bersaing.
"Kita semua yakin bahwa masyarakat Amungme Kamoro bisa bangkit berdiri di atas tanahnya sendiri, bukan hanya menjadi konsumen, tetapi kelak bisa menjadi produsen di Mimika," harap Leonardus.
Herry Gerald Talupun selaku Manajer BTN Kantor Cabang Pembantu Timika menjelaskan bahwa finansial literasi program (FLP) yang dikembangkan BTN berbeda dengan pola pemberian fasilitas kredit, sebab BTN melakukan pendampingan kepada para pelaku usaha.
"Kami mengoptimalkan lebih dulu dari sisi belajar menabung bagi masyarakat pelaku UMKM. Selanjutnya kami melakukan pendampingan terus-menerus agar usaha yang mereka rintis bisa berhasil sampai bisa mandiri," ujarnya.
Para calon pelaku usaha akan dididik untuk belajar mengatur pola keuangan yang benar.
Selanjutnya, mahasiswa STIE JB Timika akan melakukan pendampingan sekaligus menjadi mentor dalam hal melatih pembuatan laporan keuangan dan pengeloalaan usaha.
Gerald menyebut ada banyak potensi dan jenis usaha yang bisa dikembangkan oleh para pelaku UMKM lokal di Mimika yang bisa mendatangkan pendapatan besar, asal dikelola dengan tekun dengan berbasis manajemen keuangan yang benar.
Pihak BTN juga berkomitmen membantu program pemasaran produk yang dihasilkan pelaku UMKM lokal dan menciptakan marketplace baru.
Adapun 20 kios UMKM tersebut tersebar di beberapa titik di Kabupaten Mimika, dengan anggaran per kios sebesar Rp269 juta termasuk pembelian barang kios, honor tenaga pendamping dan iuran BPJS Ketenagakerjaan.
Setiap kios dibangun di atas lahan milik pelaku usaha dan menjadi milik permanen yang bersangkutan.
Pembangunan kios UMKM ini direncanakan akan rampung dalam waktu lima hingga enam bulan ke depan.
Menurut Gerald, tenaga pendamping merupakan mahasiswa STIE JB Timika, satu pendamping akan mendampingi lima pelaku UMKM.
"Ketika usaha kios mulai berjalan, maka program pendampingan juga mulai jalan. Pendampingan akan dilakukan selama tiga tahun supaya pelaku usaha bisa mandiri," jelas Gerald.
Salah satu pelaku UMKM asal Suku Amungme, Julita Omaleng mengapresiasi program YPMAK dalam membantu pembangunan kios maupun modal usaha bagi para pelaku UMKM lokal.
Hal yang paling dibutuhkan para pelaku UMKM, kata Julita, yaitu pendampingan dalam mengelola usaha.
Karena kami baru belajar merintis usaha, maka kami sangat membutuhkan pendampingan yang berkelanjutan sehingga nantinya kami bisa benar-benar menjadi pengusaha yang mandiri dan sukses," tutur Julita.
YPMAK bangun 20 kios UMKM Amungme-Kamoro dorong kewirausahaan
Minggu, 1 Juni 2025 18:42 WIB

Ketua Pengurus YPMAK Leonardus Tumuka meletakan batu pertama pembangunan kios UMKM di Mile 32, Kelurahan Karang Senang, Distrik Kuala Kencana, Mimika, Papua Tengah, Sabtu (31/5/2025). (ANTARA/HO-Marsel Balawanga)