Manokwari (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Manokwari, Papua Barat, menggelontorkan anggaran sebanyak Rp11,8 miliar untuk membangun hunian sementara (huntara) di kampung nelayan Kompleks Borobudur, Kelurahan Padarni, Distrik Manokwari Barat.
Wakil Bupati Manokwari H Mugiyono, di Manokwari, Kamis, mengatakan anggaran tersebut dialokasikan dari APBD tahun 2025 melalui Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman Manokwari.
“Di lokasi kami melaksanakan peluncuran program 100 hari kerja ini, yaitu RT 3, RW 3 yang jadi titik pembangunan huntara tahun ini,” katanya pula.
Ia mengatakan, pembangunan huntara dilakukan di Kompleks Borobudur karena daerah tersebut pernah terjadi kebakaran hebat pada tahun 2021.
Namun meski dilanda bencana kebakaran, warga masyarakat yang tinggal di wilayah tersebut yang mayoritas nelayan tetap bersabar, hingga akhirnya pemerintah memutuskan memberi bantuan huntara.
“Pembangunan huntara sebagai bentuk kepedulian Pemkab Manokwari kepada nelayan, karena merekalah perekonomian di daerah ini bisa berjalan,” katanya lagi.
Dia mengatakan, pembangunan huntara tidak dilakukan tahun ini saja, tapi akan dilanjutkan secara bertahap pada tahun-tahun mendatang.
Pembangunan huntara tahun ini adalah tahap pertama, dengan pembangunan menyasar kepada lokasi pemukiman yang sudah dibereskan seluruh persyaratan administrasi dan sudah mendapat persetujuan dari pemilik hak ulayat.

Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman Manokwari Joni Towansiba mengatakan, anggaran Rp11,8 miliar tersebut untuk membangun 53 unit rumah tipe 36 dengan bangunan pendukung lainnya.
Unit rumah dibagi menjadi dua kategori, yaitu rumah di darat sebanyak 20 unit dengan anggaran Rp3,5 miliar dan rumah panggung untuk di atas area pantai sebanyak 33 unit dengan anggaran Rp7,2 miliar.
Sedangkan bangunan pendukung lainnya adalah pembangunan jalan cor dan jembatan penghubung sepanjang 420 meter nilai Rp434,7 juta serta instalasi air bersih dan bangunan penunjang dengan anggaran Rp640 juta.
Pekerjaan pembangunan langsung dilakukan setelah peluncuran program 100 hari yang didahului dengan merobohkan rumah-rumah semi permanen yang jadi lokasi pembangunan huntara.
“Setelah ini langsung dimulai pekerjaannya. Kita upayakan pekerjaan pembangunan huntara selesai dalam dua bulan atau saat program 100 hari kerja bupati juga selesai,” ujarnya lagi.