Jakarta (ANTARA) - Menteri Pendidikan Dasar (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti mengatakan pihaknya berupaya menemui keluarga guru yang menjadi korban tewas akibat penyerangan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Provinsi Papua Pegunungan.
Ia menyampaikan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) turut berbelasungkawa atas meninggalnya seorang guru SD bernama Rosalina Rerek Sogen berasal dari Desa Lewotala, Kecamatan Lewolema, Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
“Kami menyampaikan bela sungkawa sedalam-dalamnya atas gugurnya seorang guru karena serangan KKB. Kami di kementerian nanti akan menemui keluarga korban di NTT dan berusaha untuk memberikan bantuan secara material walaupun tidak banyak,” katanya setelah kegiatan Penandatanganan Naskah Kesepahaman dan Kerja Sama Kemendikdasmen dengan Kementerian Ketenagakerjaan dan Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia/Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia di Gedung A Kemendikdasmen di Jakarta, Senin.
Ia berharap, kekerasan serupa tidak terjadi lagi, secara khusus kepada guru maupun tenaga pendidik yang bertugas untuk mengajar di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) Indonesia.
“Kami juga sudah komunikasi dengan pihak-pihak keamanan karena banyaknya persoalan yang dihadapi oleh para guru yang bekerja di daerah tertentu, seperti di Papua dengan isu keamanannya,” katanya.
Sebelumnya, Kapolres Yahukimo AKBP Heru Hidayanto mengakui adanya laporan terkait dengan penyerangan dilakukan KKB terhadap guru kontrak di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan.
Berdasarkan laporan, terungkap insiden itu terjadi Jumat (21/3), sekitar pukul 16.00 WIT, saat KKB melintas dan menyerang dan membunuh seorang guru.
Selain menyebabkan satu orang meninggal dunia, enam orang lainnya luka-luka.
Menurut Kementerian HAM, dari tujuh korban yang diserang, enam orang di antaranya berasal dari NTT dan satu orang dari Sorong, Papua Barat Daya. Para korban terdiri atas enam guru dan satu tenaga kesehatan.
Sebanyak tujuh korban yang dievakuasi, antara lain Rosalina yang berprofesi sebagai guru dan ditemukan tewas dengan luka mengenaskan, tiga korban dengan luka berat, yaitu Vidi, Cosmas, dan Tari, serta tiga korban lainnya dengan luka ringan, yaitu Vanti, Paskalia, dan Irmawati.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Mendikdasmen upayakan temui keluarga korban serangan KKB di Anggruk