Manokwari (ANTARA) - Panitia seleksi menunda pengumuman terhadap hasil seleksi calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat Provinsi (DPRP) Papua Barat mekanisme pengangkatan atau jalur otonomi khusus..
Ketua panitia seleksi Yusuf Willem Sawaki di Manokwari, Kamis, mengatakan ada sejumlah faktor yang memengaruhi penundaan pengumuman antara lain, penilaian kumulatif yang belum rampung.
"Harusnya tanggal 28 Januari 2025 kami umumkan. Tetapi, pansel belum mengumpulkan semua data untuk menghasilkan penilaian kumulatif," kata Sawaki.
Selain itu, kata dia, panitia seleksi juga belum menyampaikan beberapa hal terkait hasil pelaksanaan seleksi kepada pemerintah provinsi setempat karena bertepatan dengan perayaan keagamaan.
Adapun hasil yang harus diinformasikan kepada pemerintah daerah meliputi, hasil seleksi administrasi, seleksi kesehatan, dan hasil seleksi kompetensi dari masing-masing peserta.
"Untuk menjaga ketertiban dan keamanan, maka pansel disarankan tunda pengumuman hingga waktu yang tidak ditentukan," ujar Sawaki.
Meski demikian, dirinya menjamin bahwa pertemuan dengan pemerintah daerah tidak dapat memengaruhi hasil seleksi yang sudah diputuskan oleh seluruh anggota panitia seleksi.
Pihaknya berharap agar peserta seleksi calon anggota DPRP Papua Barat 2024 bersabar mengikuti proses dan tetap menjaga situasi keamanan daerah yang kondusif.
"Kami akan melaporkan semua tahapan dari awal hingga akhir kepada pemerintah daerah, tapi itu tidak bisa dilakukan saat hari libur," jelas dia.
Sebelumnya, pemerintah provinsi telah menetapkan sembilan kursi untuk anggota DPRP Papua Barat jalur otsus berdasarkan Keputusan Gubernur Papua Barat Nomor 72 Tahun 2024.
Alokasi kursi itu tersebar di Kabupaten Fakfak dua kursi, Manokwari dua kursi, Teluk Bintuni satu kursi, Teluk Wondama satu kursi, Pegunungan Arfak satu kursi, Manokwari Selatan satu kursi, dan Kaimana satu kursi.
Peserta seleksi periode 2024-2029 tercatat sebanyak 27 orang, terdiri atas Fakfak dan Manokwari masing-masing 6 orang dan empat kabupaten lainnya masing-masing 3 orang dengan memperhatikan 30 persen perempuan.