Manokwari (ANTARA) - Sekolah-sekolah di Kabupaten Manokwari, Papua Barat yang sudah tersentuh program Makan Bergizi Gratis (MBG) dapat merasakan dampak positif terhadap anak didiknya.
Wakil Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Kwawi, Manokwari Suyadi di Manokwari, Senin, mengatakan pemberian MBG berdampak langsung kepada tingkat kehadiran siswa di sekolah tersebut.
“Dampak yang terlihat langsung saat ini anak-anak lebih banyak yang rajin ke sekolah. Kalau sebelum ada MBG banyak anak-anak yang tidak mau ke sekolah,” ujar Suyadi yang merupakan penanggung jawab MBG di sekolah tersebut.
Ia mengatakan 80 persen murid di sekolahnya adalah anak orang asli Papua (OAP) sehingga pemberian MBG sangat berdampak, karena sebagian besar tidak sarapan dari rumah.
Di sekolahnya, MBG diberikan saat jam makan siang, sehingga setelah mendapat makan siang, energi anak-anak kembali pulih dan anak-anak bisa kembali semangat belajar.
Selain itu, pemberian MBG juga berdampak pada orang tua anak, dimana uang jajan anak bisa berkurang dan diganti dengan makan yang lebih steril dan sehat dibanding jajanan di luar sekolah.
“Dengan adanya MBG ini anak-anak tinggal jajan untuk membeli air minum saja, jadi orang juga pasti sangat terbantu,” ujarnya.
Ia sangat mengapresiasi pemerintah yang sudah melaksanakan program MBG, sehingga anak-anak bisa terjamin gizinya dan berdampak pada kecerdasan anak.
Apalagi menu yang dihidangkan kepada ada di sekolah cukup bervariasi dan bahkan terkadang lauknya tidak hanya satu seperti ikan dan telur, atau ayam dan telur. Selain itu juga disediakan buah-buahan.
“Kami berharap program ini tidak hanya berjalan tahun ini tetapi bisa terus ada di tahun-tahun mendatang,” ujarnya.
Kepala Sekolah SMAN 1 Manokwari Lucinda Patricia Mandobar mengatakan sekolahnya tersentuh program MBG sejak tanggal 13 Januari 2025 dengan jumlah siswa berkisar 1.501 siswa.
Dampak yang dirasakan, tingkat kehadiran anak di sekolah semakin rajin dan anak-anak semakin bersemangat terutama saat siang hari.
Menurutnya, 50 persen anak didiknya adalah anak tidak mampu, sehingga program tersebut cocok untuk memberi perhatian pada mereka.
“Program MBG menjadi daya tarik bagi anak ke sekolah. Sekarang juga tidak ada anak yang izin alasan sakit maag saat siang hari atau mengeluh lambung sakit karena lapar tidak ada lagi. Itu laporan dari guru piket,” ujarnya.
Ia mengatakan sebelum mendapat penyaluran MBG, pihaknya sudah memberikan data-data pada anak seperti riwayat sakit, alergi dan sebagainya. Data tersebut untuk mengantisipasi jangan sampai makanan yang diberikan berdampak pada kesehatan anak.
Sekolah di Manokwari merasakan dampak positif program MBG
Senin, 20 Januari 2025 19:55 WIB

Para pelajar di SMAN 1 Manokwari saat menyantap makan bergizi gratis, Senin (20/1/2025). (ANTARA/Ali Nur Ichsan)