Manokwari (ANTARA) - Komunitas Sastra Papua Senja (Sapase) konsisten mendorong pengembangan bakat dan potensi penulis karya sastra dari kalangan generasi muda di Provinsi Papua Barat.
Ketua Komunitas Sastra Papua Senja Merry Christine Rumainum di Manokwari, Senin, mengatakan generasi muda setempat memiliki potensi untuk berkarya dalam dunia sastra namun kekurangan wadah.
Sastra Papua Senja kemudian berkolaborasi dengan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbudristek menyelenggarakan festival bertajuk "Pesta Menulis dan Pesta Perasaan".
"Sastra Papua Senja sudah aktif sejak 2016. Tahun ini kami dapat dukungan dari pemerintah untuk selenggarakan kegiatan bagi anak muda," ucap dia.
Ia menjelaskan ada sejumlah item festival, salah satunya pelatihan menulis sastra kreatif menuju writepreneur (wirausaha) dengan peserta berasal dari pelajar SMA, mahasiswa, dan pegiat sastra.
Kegiatan itu menghadirkan dua pembicara profesional yaitu Weslly Johannes dan Theoresia Rumthe dari Maluku yang sudah lama berkecimpung dalam dunia sastra Indonesia.
"Tanggal 28 September 2024 kami sudah gelar pelatihan menulis sastra. Hasil tulisan peserta dikumpul dan dijadikan antologi puisi," ucap dia.
Selanjutnya, Sapase akan melaksanakan pelatihan menulis naskah drama, monolog, serta film pendek pada 5 Oktober 2024 yang menghadirkan narasumber Joe Mirshal dan Dilla Bondan.
Kegiatan terakhir dari festival berupa pertunjukan karya sastra dan seni bertajuk "Suara dari Pribumi Papua" yang diselenggarakan di Manokwari City Mall pada 2 November 2024.
"Ada banyak karya dari anak-anak muda Papua yang selama ini belum terekspose, jadi kreativitas mereka membutuhkan ruang berekspresi," kata dia.
Ia berharap, dengan festival tersebut, generasi muda Papua Barat semakin bersemangat melahirkan karya sastra yang berkualitas untuk menembus level nasional.
Dunia sastra berbicara soal imajinasi yang dihidupkan lewat keindahan karya tulis, seperti cerita pendek, puisi, syair, novel dan lainnya sehingga dapat dinikmati oleh masyarakat luas.
"Sastra Papua Senja bermimpi suatu ketika karya sastra dari anak-anak Papua diterbitkan lewat penerbitan nasional, jadi tidak lagi skala kecil," ujar dia.
Ketua panitia festival, Keyzia Retno Warami, menjelaskan persiapan yang dilakukan kurang lebih satu bulan sebelum kegiatan pertama, yaitu pelatihan menulis sastra kreatif.
Festival Pesta Menulis dan Pesta Perasaan merupakan keberlanjutan program sebelumnya dari Kemendikbudristek yang dilaksanakan oleh Komunitas Sastra Papua Senja.
"Program sebelumnya itu pembuatan film animasi tiga dimensi Tom dan Regi untuk anak-anak kecil," ucap dia.