Kepala Dinas Pendidikan Kota Sorong Arby Mamangsa, di Sorong, Senin, menjelaskan setelah melihat kondisi di Kota Sorong dan banyak masukan dari para guru serta kepala sekolah tentang situasi yang ikut berpengaruh terhadap keamanan anak-anak, akhirnya ada kebijakan untuk meliburkan sekolah pada Senin.
"Hal ini saya sudah koordinasikan dengan Pj Wali Kota dan Sekda Kota Sorong supaya meliburkan dan atau menerapkan sekolah daring bagi seluruh siswa," ujar dia melalui sambungan telepon seluler.
Pengumuman libur itu, kata dia, disampaikan ke seluruh satuan pendidikan melalui WhatsApp Group sekolah.
"Kita berharap situasi Kota Sorong kondusif supaya anak-anak bisa melaksanakan aktivitas sebagaimana mestinya," kata dia.
Dia pun belum memastikan batas liburan bagi seluruh anak sekolah, namun akan diikuti dengan evaluasi situasi dan kondisi Kota Sorong jika sudah memungkinkan maka kegiatan belajar mengajar akan kembali digelar.
"Jadi untuk saat ini anak-anak masih libur, dan bagi sekolah yang mau aktivitas belajar berjalan maka disampaikan menggunakan metode daring," kata dia.
Pascapengumuman penetapan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur di Provinsi Papua Barat Daya oleh KPU setempat terjadi beberapa aksi anarkis yang dilakukan oleh masyarakat dengan membakar ban di sejumlah ruas jalan dan merusak beberapa fasilitas umum, seperti Rumah Sakit Mutiara Kota Sorong, Kantor Dinas Dukcapil Kota Sorong.
Petugas Penghubung Polda Papua Barat Komisaris Besar Polisi Budi Utomo, di Sorong, Senin, mengakui bahwa memang ada gerakan di beberapa titik setelah pengumuman penetapan calon gubernur dan wakil gubernur.
"Saat ini anggota sudah berhasil mengatasi situasi," ujar dia.
Anggota gabungan TNI/Polri tetap bersiaga baik di Kantor KPU maupun di sejumlah lokasi yang dianggap rawan untuk mengantisipasi adanya gerakan tambahan.
"Hingga saat ini kondisi Kota Sorong kondusif," ucap dia.