Jakarta (ANTARA) -
Pada dasarnya, dia mengatakan masyarakat berharap Prabowo bisa membawa Indonesia menjadi negara yang lebih bijak serta demokratis. Maka, kata dia, bukan tidak mungkin Indonesia akan lebih maju jika keduanya bisa saling memahami dan mengerti untuk berkolaborasi.
"Kolaborasi keduanya diperlukan untuk kemajuan Indonesia, ini akan bagus sekali," katanya.
Namun, dia menilai bahwa wacana pertemuan kedua tokoh nasional tersebut belum tentu menjadi sinyal bahwa PDI Perjuangan akan bergabung ke pemerintahan.
Sebab, menurutnya kondisi serupa sudah pernah terjadi saat masa kepemimpinan Presiden Ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono. Dia menuturkan, saat itu Taufiq Kiemas menjadi Ketua MPR dan PDI Perjuangan berada di luar pemerintahan.
"Walau saat itu PDI Perjuangan berseberangan dengan Demokrat tapi keduanya tetap mengerti dan PDI Perjuangan memberikan masukan-masukan kritis kepada pemerintah," katanya
Sebelumnya, Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani membenarkan rencana pertemuan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dengan Prabowo Subianto sebelum pelantikan pada tanggal 20 Oktober 2024.
"Ya, akan, insyaallah," kata Puan di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (10/9).
Hal senada juga sempat disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani. Dia mengatakan bahwa Megawati dan Prabowo akan segera bertemu sebelum pelantikan pemenang Pilpres 2024 sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI periode 2024—2029.
"Insyaallah akan terjadi. Mudah-mudahan sebelum pelantikan," kata Muzani di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (9/9).
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pengamat: Indonesia bisa lebih maju jika Prabowo dan Megawati bertemu