Aimas (ANTARA) - Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Kasim melakukan pendampingan posyandu di Kampung Klayas, Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya untuk membantu pemerintah setempat dalam menekan kasus gizi kurang dan stunting di wilayah itu.
Area Manager Communication, Relation, CSR & Compliance KPI Unit Kasim, Ferdy Saputra di Sorong, Senin, menjelaskan pendampingan posyandu melalui pembagian susu dan vitamin bagi balita dan ibu hamil itu merupakan salah satu upaya konkret atas respons cepat adanya temuan kasus stunting dan gizi kurang di Kampung Klayas, Distrik Seget.
Selain pendampingan, Kilang Pertamina Internasional Unit Kasim juga melakukan pengumpulan data kondisi gizi balita di Kampung Klayas yang nantinya sebagai dasar dan acuan bagi tim percepatan penanganan stunting Kabupaten Sorong dan KPI Unit Kasim untuk menyusun strategi intervensi sesuai dengan kondisi di lapangan.
“Kami berkolaborasi dengan tim percepatan penanganan stunting (TPPS) Kabupaten Sorong yang secara khusus ditugaskan menangani stunting dan gizi kurang di Sorong,” katanya.
Kegiatan ini sejalan dengan program TJSL Pertamina (Persero) bertajuk Pertamina Sehati yang berkontribusi terhadap pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) nasional ketiga, yakni menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua orang di segala usia.
“Kami berharap masyarakat adat di sekitar perusahaan dapat memperoleh pelayanan kesehatan yang lebih baik, khususnya bagi balita dan ibu hamil,” kata Ferdy.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sorong Ronney menyebutkan dalam pelaksanaannya, TPPS membutuhkan banyak dukungan dari berbagai pihak.
"Kami sangat berterima kasih kepada KPI Unit Kasim yang secara proaktif mendukung program kami,” ungkapnya.
Menurut dia, penanganan stunting dan gizi kurang merupakan program prioritas pemerintah yang diaplikasikan lewat program strategis sebagai upaya percepatan penurunan stunting dan gizi kurang di Kabupaten Sorong.
Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten Sorong Mustika Ahmad mengungkapkan bahwa data yang dijadikan acuan harus tepat agar intervensi yang dilakukan lebih efektif dan efisien serta tepat sasaran.
“Kami senang respons masyarakat juga sangat baik, ada 50 balita dan 12 ibu hamil yang datang,” ucapnya.