Sorong (ANTARA) - Penjabat (Pj) Gubernur Papua Barat Daya (PBD) Muhammad Musa'ad mengimbau seluruh pedagang dan distributor untuk tidak menaikkan harga dan menimbun beras pada saat momentum Ramadhan dan jelang Idul Fitri 1445 H di wilayah itu.
"Saya minta kepada seluruh pedagang dan distributor supaya tidak bermain harga beras apalagi menimbun, mari kita jaga kondisi harga di wilayah ini," pinta Gubernur di Sorong, Selasa.
Dia mengajak seluruh elemen masyarakat dan stakeholder di wilayah itu untuk bersama memantau kondisi harga beras supaya tidak mengalami kenaikan sehingga bisa dijangkau masyarakat yang membutuhkan.
"Mari kita jaga harga beras supaya tidak naik terlalu tinggi tetapi juga turun tidak terlalu jauh, nanti tidak sehat, kalau naik sedikit dan turun sedikit itu biasa," ujarnya.
Dia memastikan bahwa harga barang khususnya beras tidak akan mengalami kenaikan, karena jalan transportasi sudah menembus ke seluruh wilayah Papua Barat Daya.
Sebab, harga barang mengalami kenaikan karena kondisi jalan transportasi ke setiap wilayah di provinsi ke-38 ini belum maksimal sehingga tarif distribusi akan mengalami kenaikan dan dampaknya berimbas kepada kenaikan harga barang.
"Jalan ke Tambrauw, Maybrat dan Sorong Selatan sudah diperbaiki sehingga otomatis harga distribusi ke daerah-daerah itu tentunya sudah sangat murah," katanya.
Ia mengatakan, kalau mendistribusikan beras ke Tambrauw, Sorong Selatan dan Maybrat tentunya tidak memasang tarif mahal karena jalur transportasi darat sudah mulus ketika dilalui.
"Saya minta hal ini menjadi perhatian supaya harga beras di seluruh wilayah bisa terjangkau," harapnya.
Berkaitan dengan kondisi harga, Pj Gubernur dan rombongan melakukan pemantauan harga beras dan barang pokok lain di Pasar Pagi Aimas, dan Pasar Induk Aimas Kabupaten Sorong sebagai upaya untuk memastikan harga beras di pasar dan gudang distributor masih normal.
"Kami sudah melihat kondisi harga beras di pasar masih normal dan bisa dijangkau masyarakat," ucapnya.
Menurut dia, ketika harga bahan pokok di Papua Barat Daya terjaga maka akan berdampak pada kondisi inflasi di wilayah ini akan terjaga pula.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, inflasi IHK Februari 2024 di Papua Barat Daya tercatat rendah sebesar -0,11 % atau deflasi, sehingga secara tahunan menjadi 1,81 % (yoy).