Wasior (ANTARA) - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat mendistribusikan logistik Pemilu 2024 ke satu tempat pemungutan suara (TPS) terisolir yang berada di Kampung Oya, Distrik Naikere.
Ketua KPU Teluk Wondama Yustinus Rumabur di Wasior, Selasa malam, mengatakan pendistribusian logistik ke kampung terisolir itu menggunakan helikopter mengalami penundaan dari jadwal awal karena mengalami kendala teknis.
"Helikopter sewaan dari Nabire menginfokan tidak bisa terbang ke Wondama. Akhirnya kami gunakan helikopter milik TNI AD dari Sorong (Papua Barat Daya)," ucap Yustinus.
Ia menjelaskan bahwa pengiriman logistik ke TPS Kampung Oya menggunakan helikopter sewaan dari Nabire (Papua Tengah) telah dijadwalkan pada Senin (12/2), namun pihak helikopter membatalkan karena kendala teknis.
KPU berupaya menghubungi sejumlah armada helikopter komersil lainnya namun tidak berhasil, dan masalah tersebut langsung dikoordinasikan dengan Dandim 1811/Teluk Wondama Letkol Inf Budi Setiadi serta Kapolres Teluk Wondama AKBP Hari Sutanto.
"Pak Dandim dan Kapolres langsung kontak ke Mabes TNI AD dan juga Kodam XVIII/Kasuari, sehingga Mabes mengirim satu helikopter dari Sorong," ucap Yustinus.
Dia mengapresiasi dukungan dari TNI-Polri dalam pendistribusian logistik ke Kampung Oya, sebab KPU dan Bawaslu sudah membayangkan pemungutan suara tidak terlaksana akibat ketiadaan transportasi udara.
Kekhwatiran itu hilang setelah helikopter jenis bell yang dikirim oleh Mabes TNI AD dari Sorong mendarat di Bandara Wasior pukul 15.16 WIT untuk membantu pendistribusian logistik.
"Terima kasih dukungan dari TNI-Polri sehingga logistik untuk TPS di Kampung Oya bisa dikirim," ujar Yustinus.
Dengan demikian, kata dia, KPU Teluk Wondama telah merampungkan pendistribusian logistik Pemilu 2024 ke 13 panitia pemilihan distrik yang dimulai sejak 10-12 Februari 2024.
Pengiriman logistik pemilu hari pertama menyasar ke sembilan panitia pemilihan distrik (PPD) yang berada di wilayah pesisir dan kepulauan menggunakan transportasi laut meliputi PPD Kuri Wamesa, PPD Windesi, PPD Nikiwar, PPD Sough Wepu, PPD Rumberpon, PPD Roswar, dan PPD Roon.
Pendistribusian logistik pemilu pada hari kedua (11/2) dan hari ketiga (12/2) menggunakan transportasi darat menuju empat PPD yakni PPD Wasior, PPD Wandiboy, PPD Rasiey, dan PPD Naikere.
Pergeseran seluruh logistik dari gudang KPU Teluk Wondama ke seluruh PPD mendapat pengawalan ketat dari anggota Bawaslu Teluk Wondama dan personel Polres Teluk Wondama.
"Semuanya sudah didistribusi ke tingkat distrik se-Teluk Wondama," ucap Yustinus.
Dandim 1811/Teluk Wondama Letkol Inf Budi Setiadi mengatakan Pemilu 2024 merupakan agenda nasional yang menuntut peran serta semua pihak demi memastikan hajatan demokrasi itu dapat berjalan aman lancar dan sukses.
TNI telah berkomitmen mendukung kelancaran pelaksanaan pemilu di seluruh wilayah Indonesia termasuk Teluk Wondama, sehingga kendala transportasi pengangkut logistik pemilu dapat teratasi.
“Kita sama-sama berupaya menyukseskan semua ini. Berhasil tidaknya kegiatan pemilu itu berkat kerja sama dari kita semua," ujar Letkol Budi.
Perlu diketahui, kondisi geografis Kampung Oya masih sulit dijangkau dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Kaimana serta Kabupaten Nabire, Provinsi Papua Tengah.
Selain Oya, beberapa kampung di Distrik Naikere sampai saat ini merupakan daerah terisolasi yang hanya bisa dijangkau menggunakan helikopter atau dengan berjalan kaki selama berhari-hari.
TPS Kampung Oya merupakan TPS dengan jumlah pemilih paling sedikit dari 142 TPS pada Pemilu 2024 di Teluk Wondama. TPS Oya tercatat memiliki DPT sebanyak 94 jiwa.
Berdasarkan data KPU, jumlah pemilih tetap di Teluk Wondama sebanyak 25.513 pemilih (13.627 laki-laki dan 12.886 perempuan) yang tersebar di 13 distrik.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: KPU Wondama distribusikan logistik pemilu ke TPS terisolir
KPU Teluk Wondama distribusikan logistik pemilu ke TPS terisolir
Rabu, 14 Februari 2024 4:09 WIB
Pak Dandim dan Kapolres langsung kontak ke Mabes TNI AD dan juga Kodam XVIII/Kasuari, sehingga Mabes mengirim satu helikopter dari Sorong