Jayapura (ANTARA) - Waktu menunjukkan pukul 08:15 WIT saat Komisioner Komisi Pemilihan Umum Provinsi Papua melakukan penerbangan menuju Kabupaten Mamberamo Raya menggunakan pesawat sewa.
Saat itu cuaca cerah dan warna langit pun biru, yang menandakan pesawat berisikan 12 penumpang itu siap melakukan penerbangan dari Bandara Sentani Kabupaten Jayapura menuju Bandara Kasonaweja, Mamberamo Raya.
Untuk menuju ke kabupaten tersebut memang menggunakan pesawat jenis karavan karena landasan bandara yang pendek dan kecil.
Cuaca cerah namun berawan tebal kala itu membuat perjalanan agak menegangkan. Bagaimana tidak, sesekali penumpang merasakan turbulensi, apalagi mesin pesawat juga terdengar bising yang membuat telinga penumpang terasa sakit.
Walaupun begitu, para penumpang tetap asyik menikmati perjalanan udara karena disuguhi pemandangan indah Tanah Papua.
Sembari menikmati pemandangan dan sesekali turbulensi, tidak terasa penumpang menyaksikan banyaknya aliran sungai berwarna kecokelatan. Lanskap ini menunjukkan pesawat telah berada di atas Kabupaten Mamberamo Raya.
Sambil melihat pemandangan tidak lama lagi pesawat segera mendarat sambil berputar dan menunggu kondisi untuk mendarat, para penumpang melihat banyaknya perumahan berada di bibir sungai serta adanya perahu kecil.
Setelah melihat kondisi arah angin yang pas, pukul 09:49 waktu setempat, pesawat berbadan kecil itu perlahan mendarat dengan mulus di Bandara Kasonaweja.
Terlihat banyak orang yang langsung menghampiri guna memberikan bantuan dengan membuka dan menyiapkan tangga bagi penumpang yang akan turun.
Dari sinilah perjalanan kunjungan kerja Ketua dan Komisioner KPU Provinsi Papua dimulai di Kabupaten Mamberamo Raya guna memastikan persiapan penyaluran logistik setiap distrik-distrik dapat berjalan dengan aman tanpa ada kendala.
Kabupaten Mamberamo Raya merupakan tempat terakhir kunjungan kerja komisioner KPU setelah sebelumnya memantau delapan kabupaten/kota di Provinsi Papua.
“Mamberamo Raya merupakan kabupaten yang memiliki medan sulit sehingga menjadi kunjungan kerja terakhir sebelum dilakukan pendistribusian logistik ke distrik pada 11 Februari,” kata Ketua KPU Provinsi Papua Steve Dumbon.
Provinsi Papua memiliki sembilan kabupaten dan kota, dengan jumlah 3.109 TPS dan daftar pemilih tetap (DPT) sevanyak 727.835 orang, terdiri atas Kota Jayapura 258.082 orang, Kabupaten Jayapura 134.568 orang, Biak Numfor 101.536 orang, Kepulauan Yapen 81.879 orang, Keerom 50.017 orang, Sarmi 30.329 orang, Mamberamo Raya 27.292 orang, Waropen 27.004 orang, dan Supiori 17.128 orang
Setiap kabupaten memiliki medan dan letak geografis cukup sulit, namun menurut KPU Papua, daerah yang tersulit yakni Mamberamo Raya.
Oleh karena itu, Kabupaten Mamberamo Raya memiliki alokasi distribusi logistik tertinggi, mencapai Rp10 miliar, selain untuk biaya carter atau sewa pesawat, juga perahu motor dan harus dipikul dengan berjalan kaki selama sekitar 3 hari.
Kabupaten itu mendapat perhatian khusus karena medan sulit dan tingkat kesulitan proses pengiriman logistik sehingga KPU Papua melakukan kunjungan untuk melihat langsung berbagai permasalahan di lapangan sekaligus memberikan motivasi para komisioner KPU Mamberamo Raya.
Kunjungan ke KPU kabupaten dan kota selama ini pihaknya damping aparat keamanan, sekaligus menjadi bukti sinergi bersama dalam menyukseskan Pemilu di Provinsi Papua.
Bantuan tersebut menjadikan pendistribusian serta proses tahapan berjalan dengan aman dan lancar.
Pada simulasi pemilu di Kabupaten Mamberamo Raya, dijumpai 34 titik terjauh dan untuk mendistribusikan logistik pemilu harus menggunakan helikopter.
Pendistribusian logistik pemilu di Papua menggunakan jalur darat, pesawat, dan laut. Di Kabupaten Mamberamo Raya, jika menggunakan jalan darat, maka memakan waktu 4 hari karena harus dikirim dengan cara dipikul.
Meski menghadapi medan sulit, tim kerja KPU kabupaten kota di Papua tidak pernah menyerah. Tantangan dan hambatan karena kondisi tersebut bukan hal yang baru dihadapi sehingga harus tetap semangat demi menyukseskan pemilu di Bumi Cenderawasih.
Para petugas dan komisioner KPU di sembilan kabupaten dan kota hingga PPS sampai koni sudah siap menyelenggarakan 0emilu di Papua dan berharap tidak ada lagi kasus keterlambatan seperti pada 2019.
Tantangan jadi penyemangat
Ketua KPU Mamberamo Raya Barnabas Dude menyatakan tantangan di daerahnya merupakan dinamika dalam pendistribusian logistik karena dengan adanya hambatan dan tantangan itu justru menjadi penyemangat menyukseskan pemilu di wilayah kerjanya.
“Saat ini persiapan pendistribusian logistik sudah 100 persen dan pada 12 Februari kami melakukan mengirimkan logistik menggunakan perahu motor,” katanya.
Dari gudang logistik di Kasonaweja ke Burmeso, distrik di Mamberamo, dengan menggunakan perahu motor butuh waktu hanya 10 menit, namun itu juga tergantung deras aliran Sungai Mamberamo Raya.
Di Mamberamo Raya terdapat dua pelabuhan dan sekali jalan membayar Rp50-Rp100 ribu per kepala, setelah itu dilanjutkan menggunakan jalur darat.
Mamberamo Raya sendiri memiliki 147 TPS dengan delapan distrik tersebar di 60 kampung, di antaranya ada 34 titik TPS menggunakan moda transportasi helikopter, sedangkan sisanya jalur darat dan laut.
Papua aman
Kapolda Papua Irjen Pol Mathius Fakhiri menjamin pesta demokrasi di Tanah Papua berjalan aman karena pihaknya menyiapkan 8.617 personel untuk mengamankan seluruh TPS di Tanah Papua.
Personel itu terdiri atas 2.000 anggota Polda Papua dan sisanya dari polres yang pengerahan personel disesuaikan jadwal KPU. Ada 13 daerah rawan pemilu, lima kabupaten di antaranya masuk kategori sangat rawan, yaitu Kabupaten Nduga,Puncak, Yahukimo, Intan Jaya, dan Pegunungan Bintang.
Selain mengerahkan personel, juga akan ditempatkan Pejabat Utama (PJU) Polda Papua di kabupaten yang tersebar di empat kabupaten.
Mereka bertugas H-4 atau 4 hari sebelum pelaksanaan pemungutan suara pada tanggal 14 Pebruari 2024.
“Dengan kesiapan anggota, Pemilu 2024 akan terselenggara dengan aman dan lancar,” katanya.
Terkait gangguan keamanan yang akhir-akhir ini, Kapolda Papua menegaskan tidak ada kaitannya dengan pemilu, walaupun ada oknum memanfaatkannya sebagai bentuk penolakan pelaksanaan pemilu.
Polda Papua menggelar berbagai kegiatan dalam rangka pendinginan situasi atau cooling system 2023-2024 berupa KKR di kabupaten/iota, seperti doa lintas agama, Jumat dan Minggu berkah yang dilaksanakan untuk membangun persatuan dan kesatuan.
Kapolda mengingatkan bahwa persatuan dan kesatuan bangsa lebih utama, di atas kepentingan kelompok atau pribadi.
Persiapan matang penyelenggara pemilu dan kesiapan aparat keamanan menjadikan rakyat Papua optimistis bahwa hajatan politik besar itu bakal berjalan damai, sejuk, dan tidak terjadi polarisasi.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Tantangan pengiriman logistikpemilu jadi penyemangatKPU Papua