Jakarta (ANTARA) - Legenda bulu tangkis Indonesia Liliyana Natsir atau akrab disapa Butet mengaku tidak ada kata mustahil untuk Merah Putih dapat kembali mendapatkan emas di Olimpiade 2024 Paris, Prancis.
Peraih emas emas Olimpiade 2016 Rio de Janeiro, Brazil bersama Tontowi Ahmad itu mengatakan hal ini karena menurutnya di pergelaran sebesar Olimpiade banyak kejutan yang terjadi.
“Jadi ya, road to Olimpiade ini kan kita kalau saya bilang tuh, Olympic itu, milik-milikan ya. Kayak di umur jaman saya, gak ditargetin medali emas mungkin ya, harapannya kan di ganda putra. Akhirnya saya dan Owi bisa kasih medali emas. Nah itu juga yang saya harapkan di Paris 2024,” kata Butet saat ditemui di Jakarta Selatan, Senin.
“Jadi Olympic itu gak ada yang mustahil. Semua, kadang hasilnya banyak kejutan di Olympic,” tambahnya.
Butet pun berharap sektor yang ia tekuni, ganda campuran, dapat kembali menyumbang emas di Olimpiade setelah terakhir dirinya 8 tahun yang lalu. Meski untuk mendapatkan medali tertinggi itu tidaklah mudah, mantan pebulu tangkis yang kini berusia 38 tahun itu optimistis di Olimpiade Paris nanti Indonesia dapat mewujudkannya.
Namun, sebelum lebih jauh, Butet ingin ganda campuran Indonesia dapat lebih dahulu lolos kualifikasi menuju pergelaran olahraga terbesar di dunia tersebut.
Kini, dari beberapa nama ganda campuran Indonesia, tiga pasangan Tanah Air menjadi penghuni 20 besar ranking dunia. Ketiga nama itu adalah Dejan Ferdinansyah/Gloria Emanuelle Widjaja (peringkat 18), Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari (peringkat 19), dan Rehan Naufal Kusharjanto/Lisa Ayu Kusumawati (peringkat 20).
“Jadi yang penting sekarang targetnya adalah ke depannya yang ganda campuran berusaha untuk qualified dulu untuk masuk ke Olympic. Karena kan kita lihat rankingnya masih riskan ya. Jadi itu dulu kalau mau bicara banyak, belum ya, hanya itu dulu target ke depannya,” kata Butet.
“Jadi saya gak mau bilang berat sih, saya bilang semua itu bisa, tapi ketat lah. Jadi harus butuh ekstra kerja keras lah untuk mengamankan, minimal mengamankan dulu untuk qualified ke Olympic,” lanjutnya.
Dalam kesempatan yang sama, Butet lalu menjelaskan tugasnya setelah ditunjuk bersama Tontowi atau Owi sebagai mentor untuk ganda campuran dalam tim Ad Hoc PBSI (Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia),
Ia mengatakan, dalam tim yang dibentuk untuk memperbaiki peringkat para atlet menuju Olimpiade Paris itu, dirinya ditugaskan salah satunya untuk berbagi pengalaman kepada para atlet tentang bagaimana merebut emas Olimpiade.
“Mentor itu artinya kan ya sebagai kakak, kayak yang Owi kemarin sudah ngomong ya sebagai kakak. Ya mentor lah untuk mungkin sharing-sharing pengalaman. Dan karena kan momen Olympic ini kan kejuaraan Olympic ini beda sama kejuaraan yang biasa-biasanya yang mereka sering ngikutin,” jelas Butet.
“Kalau program juga nanti kan pelatih ya. Maksudnya saya sih gak ikut terlalu sejauh itu. Mentor itu hanya saya pun harus komunikasi. Saya dan Owi juga harus komunikasi ke Herry, kapan bisa masuk. Kapan waktu yang tepat (untuk ngasih masukan),” imbuhnya.
“Ya mudah-mudahan dengan terbentuknya Ad Hoc ini ya kita bisa saling sama-sama bekerja sama untuk ya pasti pengennya hasil yang terbaik nanti ya,” tutupnya.
Dalam periode kualifikasi Olimpiade yang bergulir hingga 28 April tahun ini, bulu tangkis menyisakan sejumlah turnamen penting yang masuk Race to Paris.
Sejumlah turnamen penting hingga periode tersebut antara lain Indonesia Masters (23-28 Januari), French Open (5-10 Maret), dan All England Open (12-17 Maret).
Olimpiade Paris akan digelar pada 26 Juli-11 Agustus, dengan cabang olahraga bulu tangkis akan dilaksanakan pada 27 Juli-5 Agustus di Porte de la Chapelle Arena, Paris, Prancis.
Liliyana Natsir: Tak ada kata mustahil untuk raih emas Olimpiade
Selasa, 23 Januari 2024 5:49 WIB