Kepala PVMBG Hendra Gunawan mengatakan ada 55 kali gempa vulkanik dalam, 58 kali gempa tektonik lokal, dan 54 kali gempa tektonik jauh yang tercatat sejak 1 Desember hingga 31 Desember 2023.
"Data kegempaan Gunung Iya menunjukkan peningkatan gempa vulkanik dalam yang cukup signifikan pada 30-31 Desember 2023, terekam gempa vulkanik dalam sebanyak 12 kali kejadian dengan amplitudo 4 sampai 33 milimeter," ujarnya dalam keterangan di Jakarta, Selasa.
Hendra menjelaskan jumlah gempa yang meningkat tersebut mengindikasikan ada peningkatan tekanan dalam tubuh gunung api akibat meningkatnya aktivitas magmatik.
Meski ada peningkatan gempa vulkanik dan tektonik, namun hingga saat ini gempa-gempa permukaan masih belum terekam di Gunung Iya.
PVMBG menyatakan tingkat aktivitas Gunung Iya masih berada pada level I atau normal.
Masyarakat diminta agar membatasi aktivitas atau tidak berlama-lama dan tidak bermalam di area kawah aktif, serta tidak mendekati lubang tembusan gas yang berada di sekitar kawah untuk menghindari potensi bahaya gas beracun.
Gunung Iya memiliki ketinggian 637 meter di atas permukaan laut. Gunung api tersebut bertipe strato vulkanik yang sejarah letusannya tercatat sejak tahun 1671 hingga erupsi terakhir tahun 1971 dengan selang waktu erupsi antara 1 sampai 60 tahun.
Karakteristik letusan Gunung Iya umumnya berlangsung di kawah utama melalui letusan magmatik yang menghasilkan abu vulkanik, lontaran batu pijar, dan aliran lava disertai dengan adanya runtuhan pada puncak gunung tersebut.
Pada sekeliling kawah aktif Gunung Iya terdapat rekaan berkembang menunjukkan zona lemah di dalam gunung api yang kemungkinan akan mengakibatkan longsoran besar ke arah laut saat terjadi letusan Gunung Iya di masa mendatang.
Hendra menjelaskan jumlah gempa yang meningkat tersebut mengindikasikan ada peningkatan tekanan dalam tubuh gunung api akibat meningkatnya aktivitas magmatik.
Meski ada peningkatan gempa vulkanik dan tektonik, namun hingga saat ini gempa-gempa permukaan masih belum terekam di Gunung Iya.
PVMBG menyatakan tingkat aktivitas Gunung Iya masih berada pada level I atau normal.
Masyarakat diminta agar membatasi aktivitas atau tidak berlama-lama dan tidak bermalam di area kawah aktif, serta tidak mendekati lubang tembusan gas yang berada di sekitar kawah untuk menghindari potensi bahaya gas beracun.
Gunung Iya memiliki ketinggian 637 meter di atas permukaan laut. Gunung api tersebut bertipe strato vulkanik yang sejarah letusannya tercatat sejak tahun 1671 hingga erupsi terakhir tahun 1971 dengan selang waktu erupsi antara 1 sampai 60 tahun.
Karakteristik letusan Gunung Iya umumnya berlangsung di kawah utama melalui letusan magmatik yang menghasilkan abu vulkanik, lontaran batu pijar, dan aliran lava disertai dengan adanya runtuhan pada puncak gunung tersebut.
Pada sekeliling kawah aktif Gunung Iya terdapat rekaan berkembang menunjukkan zona lemah di dalam gunung api yang kemungkinan akan mengakibatkan longsoran besar ke arah laut saat terjadi letusan Gunung Iya di masa mendatang.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Gunung Iya di Kabupaten Ende bergejolak