Manokwari (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Papua Barat menyiapkan uang tunai layak edar sebanyak Rp1,66 triliun guna memenuhi kebutuhan masyarakat selama Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Deputi Kepala Perwakilan BI Papua Barat James Wilson Lumbantobing di Manokwari, Kamis, mengatakan kebutuhan uang tunai meningkat 11,4 persen dibandingkan realisasi pada momen Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 yang mencapai Rp1,47 triliun.
Peningkatan tersebut ditopang oleh menggeliatnya perekonomian, tingkat konsumsi masyarakat, serta penyerapan anggaran pemerintah daerah menjelang akhir tahun seperti pembayaran gaji, tunjangan hari raya, dan lainnya.
"Tingkat konsumsi masyarakat meningkat sehingga kebutuhan uang dari perbankan juga naik," ucap James.
Ia menuturkan bahwa Bank Indonesia menjamin ketersediaan, kelancaran, dan keamanan seluruh proses distribusi uang layak edar melalui perbankan konvensional di Papua Barat maupun Papua Barat Daya.
Pemenuhan kebutuhan uang tunai tidak hanya melalui perbankan melainkan dua kas titipan Bank Indonesia yang terletak di Kabupaten Sorong Selatan, Papua Barat Daya dan Teluk Bintuni, Papua Barat.
"Uang layak edar yang kami siapkan itu mulai dari pecahan Rp1000 sampai pecahan Rp100 ribu," ujar James.
Bank Indonesia, kata dia, terus berkoordinasi dengan seluruh pihak perbankan agar memperhatikan ketersediaan uang pada mesin anjungan tunai mandiri (ATM) mulai Desember 2023 hingga Januari 2024.
Selain itu, Bank Indonesia juga membuka layanan penukaran uang layak edar bagi masyarakat melalui kas keliling yang menyasar pusat perbelanjaan modern dan pasar tradisional.
"Permintaan penukaran uang dari masyarakat bisa dilakukan lewat aplikasi PINTAR. Masyarakat bisa tentukan sendiri berapa banyak yang mau ditukar, lokasinya di mana," ucap James Wilson.
Menurut dia program kas keliling merupakan salah satu upaya Bank Indonesia memenuhi kebutuhan uang layak edar bagi masyarakat di Papua Barat dan Papua Barat Daya.
Bank Indonesia rutin mengedukasi masyarakat agar dapat merawat uang rupiah dengan benar dengan cara tidak dilipat, diremas, dicoret, dibasahi, dan jangan distaples.
"Edukasi dan sosialisasi gerakan cinta, bangga, dan paham rupiah terus kami lakukan supaya masyarakat semakin bijak memperlakukan uang rupiah," ujar James.