Manokwari (ANTARA) - Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan, dan Perikanan Provinsi Papua Barat Daya bekerja sama dengan lembaga Konservasi Indonesia menyelenggarakan pelatihan untuk meningkatkan kapasitas pelaksana tradisi Sasi di Tanah Papua.
Sebanyak 31 pelaksana tradisi Sasi dari Kabupaten Raja Ampat, Kaimana, Fakfak, dan Teluk Wondama bersama perwakilan masyarakat adat telah mengikuti pelatihan konservasi wilayah perairan yang dilaksanakan di Sorong dari 4 sampai 6 Desember 2023.
Direktur Strategi Konservasi Papua dari Konservasi Indonesia Meity Mongdong kepada ANTARA di Manokwari, Jumat, menyampaikan pentingnya peningkatan pemahaman masyarakat mengenai upaya pengelolaan sumber daya alam berbasis kearifan lokal seperti pelaksanaan tradisi Sasi di Tanah Papua.
"Praktik Sasi ini sudah mulai hilang di sejumlah kelompok masyarakat. Kebutuhan ekonomi makin meningkat, SDA makin berkurang," kata Meity.
Oleh karena itu, ia mengatakan, Konservasi Indonesia mendukung revitalisasi penerapan tradisi Sasi untuk mendukung pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan.
Ia menjelaskan bahwa tradisi konservasi sumber daya perairan di Tanah Papua disebut Sasi, Nggama, dan Kerakera.
Menurut dia, ketiganya ditujukan untuk membatasi pemanfaatan sumber daya alam dan memberikan kesempatan kepada alam untuk memulihkan diri.
Meity menyampaikan bahwa Konservasi Indonesia berupaya membangun jejaring guna mendukung upaya pengelolaan wilayah perairan dan pesisir secara berkelanjutan.
"Konservasi Indonesia menginisiasi dibangunnya jejaring Sasi untuk memperkuat ketahanan masyarakat sekaligus sumber daya alam itu sendiri," kata Meity.
Apabila masyarakat pesisir bergandengan tangan menjalankan Sasi, ia mengatakan, maka seluruh wilayah pesisir saling terhubung dengan peraturan Sasi yang ditujukan untuk menjaga kelestarian alam.
"Kalau ada ancaman terhadap perusakan wilayah pesisir, tidak hanya lokasi tersebut yang bersuara tetapi solidaritas seluruh masyarakat dalam jejaring Sasi," ujar Meity.
Dia mengatakan bahwa penyelenggaraan pelatihan ditujukan untuk membekali pelaksana tradisi konservasi dengan pengetahuan perihal upaya konservasi wilayah perairan.
"Reproduksi ikan dan biota laut jauh lebih lambat dari kecepatan manusia menangkap, jadi menghidupkan Sasi adalah upaya sangat arif untuk memastikan perikanan tetap ada untuk selamanya," ujar Meity.
Kepala Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan, dan Perikanan Provinsi Papua Barat Daya Absalom Salossa mengatakan, peserta pelatihan konservasi diharapkan dapat membagikan pengetahuan mengenai tradisi Sasi dan manfaatnya bagi alam kepada generasi muda.
"Tanpa Sasi, satu mata rantai keseimbangan lingkungan akan terputus," kata Absalom.
"Kami mendukung (upaya pelestarian) dalam hal penganggaran dan bergandengan tangan dengan komunitas yang ada," katanya.
Kapasitas pelaksana tradisi Sasi di Tanah Papua ditingkatkan
Jumat, 8 Desember 2023 20:41 WIB
Konservasi Indonesia menginisiasi dibangunnya jejaring Sasi untuk memperkuat ketahanan masyarakat sekaligus sumber daya alam itu sendiri