Kepala BPS Papua Barat, Ir. Merry di Sorong, Rabu, menjelaskan petani milenial merupakan petani berusia 19 tahun sampai 39 tahun dan merupakan petani yang adaptif terhadap teknologi.
"Jadi hasil sensus pertanian 2023 menunjukkan petani milenial, baik yang menggunakan teknologi digital atau tidak sebanyak 10.090 orang di Papua Barat Daya," kata Kepala BPS saat memaparkan hasil sensur pertanian 2023 pada kegiatan rapat koordinasi daerah di Kota Sorong, Papua Barat Daya.
Dia menjelaskan, dari jumlah itu, petani yang berumur lebih dari 39 tahun dan menggunakan teknologi digital sebanyak 1.474 orang atau 5,53 persen.
Menurut dia, data petani milenial dapat menjadi salah satu indikator tingkat regenerasi di sektor pertanian serta menunjukkan pemanfaatan teknologi digital yang dapat menciptakan pertanian modern yang produktif dan berkelanjutan.
"Teknologi digital mencakup penggunaan alat dan mesin pertanian modern, penggunaan internet, teknologi informasi, penggunaan drone dan penggunaan kecerdasan buatan," beber Kepala BPS Papua Barat.
Petani, kata dia, dalam hal ini adalah usaha pertanian perseorangan yang hanya berusaha pada subsektor tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan yang berdasar pada Undang-undang RI nomor 19 tahun 2023 tentang perlindungan dan pemberdayaan petani.
Kabupaten dan kota dengan petani milenial umur 19-39 tahun terbanyak adalah Kabupaten Sorong sebanyak 2.619 orang atau sekitar 25,96 persen dan keseluruhan petani milenial di Provinsi Papua Barat Daya.
"Jumlah petani milenial di kabupaten dan kota terbanyak kedua adalah Kabupaten Raja Ampat sebanyak 2,372 orang atau 23,51 persen," kata Kepala BPS Merry.
Sementara jumlah petani milenial di kabupaten dan kota urutan ketiga adalah Kabupaten Sorong Selatan sebanyak 1,715 orang atau 17,00 persen.
Urutan keempat jumlah petani milenial adalah Kabupaten Tambrauw sebanyak 1.368 orang, Kota Sorong sebanyak 1.108 orang dan terakhir adalah Kabupaten Maybrat sebanyak 908 orang.*