Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kehutanan dan Pertanahan Provinsi Papua Barat Daya Julian Kelly Kambu di Sorong, Jumat, menjelaskan penanaman pohon ini merupakan satu upaya pemerintah untuk melestarikan alam sekaligus sebagai bentuk mitigasi perubahan iklim.
"Acuannya adalah bagaimana kita melestarikan alam di Papua Barat Daya dan sekaligus upaya konkret untuk mitigasi bencana," jelasnya.
Pemanfaatan lain, sebut dia, Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya akan menyediakan tempat bagi lebah penghasil madu yang nantinya dikelola masyarakat di hutan untuk peningkatan ekonomi masyarakat.
Pemerintah Papua Barat Daya berkolaborasi dengan PT Gag Nikel melakukan kampanye lingkungan dengan menanam 1.000 pohon terdiri atas pohon kaliandri, mahoni dan agatis atau damar di puncak Bukit Baru, Kelurahan Klakubik , Distrik Sorong, Kota Sorong Papua Barat Daya, Jumat.
"Bumi yang kita tinggal ini tidak hanya panas tetapi sudah mendidih. Itu data dan fakta yang terjadi hari ini. Temperatur akhir-akhir ini menjadi 1,2 derajat celcius sehingga seluruh dunia mengkampanyekan harus mempertahankan 1,5 derajat celcius," ujarnya.
Sekarang temperatur baru 1,2 derajat celcius tetapi manusia merasakan seperti es atau salju abadi. Dampak dari itu, satu-satunya kebanggaan di Asia Tenggara, es di Cartenz sudah mencair dan diprediksi tahun 2030 mengalami kehabisan es.
Kelly juga membeberkan bahwa tanggal 9 Desember 2023 akan ada konferensi seluruh negara di Dubai untuk membicarakan bagaimana mempertahankan temperatur bumi tetap di bawah 1,5 derajat celcius.
"Kampanye lingkungan ini disiarkan ke seluruh dunia bahwa Papua Barat Daya, Indonesia juga punya komitmen dan tanggung jawab menjaga bumi," katanya.
Oleh karena itu dia berharap kepada seluruh elemen masyarakat untuk ikut melestarikan hutan dan menjaga keutuhan hutan sehingga nantinya memberikan manfaat bagi keberlangsungan hidup manusia.