Manokwari (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Papua Barat telah menyiagakan tenaga medis pada setiap fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) guna mengantisipasi peningkatan kasus pneumonia.
"Tim medis setiap fasyankes sudah disiagakan dalam mewaspadai pneumonia," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinkes Papua Barat dr Feny Maya Paisey di Manokwari, Papua Barat, Rabu.
Ia menjelaskan tim medis yang disiagakan itu terlebih dahulu diberikan pelatihan terkait tata laksana kasus manajemen terpadu balita sakit, termasuk penanganan terhadap pneumonia.
Peningkatan kewaspadaan seiring dengan Surat Edaran Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Nomor: PM.03.01/C/4632/2023 tentang Kewaspadaan terhadap Kejadian Mycoplasma Pneumonia di Indonesia.
"Kasus pneumonia di Papua Barat sudah ada, tapi tidak terjadi peningkatan. Namun kewaspadaan perlu dilakukan," jelas dr Feny Maya.
Sesuai arahan Kemenkes, kata dia, petugas medis setiap fasilitas pelayanan kesehatan akan melaporkan penemuan kasus menggunakan Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons (SKDR) melalui link https://skdr.surveilans.org atau nomor WhatsApp (WA) Public Health Emergency Operation Centre (PHEOC) 0877-7759-1097.
Tim medis setiap fasilitas pelayanan kesehatan juga memberikan laporan penemuan kasus pneumonia pada Dinas Kesehatan kabupaten dan provinsi, sehingga segera diambil tindakan penanganan secara cepat.
"Pneumonia juga menjadi penyebab terbanyak kasus kematian balita," ucapnya.
Ia menerangkan Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat terus berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan tujuh kabupaten yaitu Manokwari, Manokwari Selatan, Pegunungan Arfak, Teluk Bintuni, Teluk Wondama, Kaimana, dan Kabupaten Fakfak.
"Provinsi terus berkoordinasi dengan kabupaten supaya pemantauan kasus berjalan maksimal," ucap dr Feny Maya.