Ketua Tim Pengabdi Unimuda Sorong Heny Sri Astutik di Sorong, Jumat, menjelaskan penguatan kapasitas terhadap para guru SMP Negeri 2 Kabupaten Sorong ini dilakukan melalui kegiatan pelatihan dalam program Pengabdian Kepada Masyarakat Hibah Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian Kepada Masyarakat (DRTPM).
"Ini tujuannya adalah menyediakan peluang yang praktis dan realistis bagi guru dan pendidik untuk pembelajaran secara mandiri, bermanfaat, dan terus berkembang sehingga berdampak positif terhadap hasil belajar siswa," jelas Ketua Tim Pengabdi Unimuda Sorong Heny Sri Astutik.
Pelatihan yang tengah dijalankan ini, sebut dia, berlangsung secara bertahap sejak Agustus hingga Oktober 2023. Tahapannya dimulai dengan persiapan, sosialisasi, pelatihan, diskusi dan terakhir tahap evaluasi.
Selain Heny yang dipercayakan sebagai Ketua Tim Pengabdi, Unimuda Sorong juga mendelegasikan beberapa dosen terbaiknya dalam program pelatihan tersebut guna mengoptimalkan realisasi program tersebut.
"SMP Negeri 2 Kabupaten Sorong dijadikan sebagai sasaran program tersebut sebab, implementasi metode belajar blended learning di sana masih belum maksimal. Padahal, sekolah tersebut ditunjang oleh fasilitas laboratorium komputer serta jaringan internet yang memadai," beber dia.
Pada zaman teknologi, sebut dia, guru dituntut untuk beradaptasi dengan pola pendidikan di era revolusi industri 4.0 yang mengintegrasikan teknologi dalam kelas menjadi sangat penting.
"Jadi peran guru yang selama ini sebagai satu-satunya penyedia ilmu pengetahuan akan bergeser. Karena di masa mendatang, peran dan kehadiran guru di ruang kelas akan semakin menantang dan membutuhkan kreativitas yang sangat tinggi,” ungkap dia.
Oleh karena itu, pengembangan sumber daya manusia (SDM) menjadi faktor penting dalam menghadapi era revolusi industri 4.0. Untuk memiliki SDM yang berkualitas, diperlukan pelatihan sebagai bekal agar SDM guru tersebut mampu bersaing dengan ketat.
Selain itu, pesatnya kemajuan teknologi di abad 21 telah merevolusi berbagai aspek kehidupan. Dalam dunia pendidikan abad ini, cara belajar siswa dan cara mengajar guru telah berubah. Semula hanya berupa kegiatan tatap muka di kelas, sekarang dapat pula dilaksanakan dalam jaringan, atau secara daring.
Teknologi telah menjadikan proses pembelajaran lebih fleksibel, lebih praktis, dan lebih efisien karena tidak tergantung hanya pada kegiatan tatap muka di kelas saja melainkan juga di luar kelas, atau di luar jadwal pelajaran.
“Proses belajar yang memadukan tatap muka dan daring, yang disebut blended learning, telah menjadi model platform pembelajaran yang banyak diimplementasikan di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi. Karena hakikat blended learning yang luwes dan memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar dari sumber belajar dan modal belajar yang bervariasi,” jelas Heny.