Jayapura (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Papua menyebut perilaku nikah muda memicu angka prevalensi stunting di Kabupaten Supiori tertinggi di daerah itu.
Koordinator Program Manager Satgas Stunting Papua Mochamad Sodiq di Jayapura, Jumat, mengatakan, perilaku nikah mudah di Kabupaten Supiori menimbulkan beberapa hal yang berdampak anak mengalami stunting seperti kemalasan bekerja dari suami sementara istri sedang mengandung.
"Dan ketika anak dilahirkan orang tua tidak memberikan asupan gizi yang baik sehingga itu yang menyebabkan anak bisa terkena stunting," katanya.
Menurut Sodiq, Kabupaten Supiori sebenarnya memiliki kekayaan alam terutama hasil laut yang luar biasa hanya saja potensi tersebut tidak dikelola dengan baik sehingga hal ini juga menjadi pemicu angka stunting di daerah itu sangat tinggi.
"Ini merupakan hasil analisa yang kami lakukan terus menerus, ketika kami mengunjungi daerah itu dan melakukan pendampingan perilaku pola hidup sehat dan pola asu ini sangat berpengaruh sekali," ujarnya.
Dia menjelaskan untuk mengatasi kondisi itu maka perlu dilakukan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) seperti melakukan pelatihan pola asuh yang baik dan pemahaman terkait perkawinan.
"Kami sangat yakin masalah stunting dapat teratasi di Supiori mengingat sumber daya alam daerah itu sangat luar biasa sehingga pemerintah setempat harus memperhatikan beberapa hal itu," katanya.
Dia menambahkan pihaknya menekankan bahwa masalah stunting tidak hanya tanggung jawab dinas kesehatan melainkan merupakan tanggung jawab semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD) tetapi juga semua pihak.
"Kalau dari dinas kesehatan terkait dengan intervensi spesifik atau 30 persen penanganan stunting sementara sisanya ialah intervensi dari pihak terkait seperti melakukan pengerjaan sanitasi, lingkungan, pendidikan dan pemberdayaan pangan lokal," ujarnya.
Selain itu kata dia, peran unsur agama juga sangat penting untuk memberikan pengertian pentingnya perkawinan dan jarak kelahiran anak.
"Dengan pemahaman yang baik terkait hal itu maka anak bisa terpelihara dan tidak terkena stunting," katanya.
Pihaknya berharap dengan hasirnya Penjebat Gubernur Papua Ridwan Rumasukun di Kabupaten Supiori dalam rangka menyerahkan paket bantuan penanganan stunting di Kabupaten Supiori pada Rabu 4 Oktober 2023 menjadi pemicu dalam penanganan stunting di wilayah itu.